10 Arabic Proverbs

1. Your tongue is like a horse if you take care of it, it takes care of you; if you treat it badly, it treats you badly.
2. Write the bad things that are done to you in sand, but write the good things that happen to you on a piece of marble.
3. Only three things in life are certain birth, death and change.
4. Every sun has to set.
5. Every day of your life is a page of your history.
6. Eat whatever thou likest, but dress as others do.
7. Call someone your lord and he'll sell you in the slave market.
8. A known mistake is better than an unknown truth.
9. A chameleon does not leave one tree until he is sure of another.
10. Visit rarely, and you will be more loved.
Category: 1 komentar

30 Pepatah Cina

1. Di belakang setiap orang yang cakap, selalu ada orang hebat lainnya.

2. Jika kekuatan Anda kecil, jangan membawa beban berat. Jika kata-kata Anda yang tidak berharga, tidak memberikan nasihat.

3. Permata tidak dapat dipoles tanpa gesekan, atau orang sempurna tanpa percobaan.

4. Pria menjadi tua, mutiara menjadi kuning, tidak ada obat untuk itu.

5. Jika Anda sabar dalam satu saat marah, engkau akan luput seratus hari kesedihan.

6. Jika kekuatan Anda kecil, jangan membawa beban berat. Jika kata-kata Anda yang tidak berharga, tidak memberikan nasihat.

7. Dari semua tiga puluh enam alternatif, melarikan diri adalah yang terbaik.

8. Anda tidak dapat mencegah burung kesedihan terbang di atas kepala Anda, tetapi Anda dapat mencegah mereka dari membangun sarang di rambut Anda.

9. Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan.

10. Seorang bijak membuat keputusan sendiri, orang bodoh mengikuti opini publik.


11. Siapa yang tidak puas dengan dirinya sendiri akan tumbuh; yang tidak yakin kebenaran sendiri akan belajar banyak hal.

12. Dalam sarang yang rusak ada beberapa telur utuh.

13. Sebuah berlian dengan cacat adalah lebih baik daripada batu umum yang sempurna.

14. Untuk menarik nasib baik, menghabiskan satu sen baru pada teman lama, berbagi kesenangan lama dengan teman baru dan mengangkat hati seorang sahabat sejati dengan menulis namanya di sayap naga.

15. Jika Anda harus memainkan, memutuskan tiga hal di awal: aturan permainan, pertaruhan, dan waktu berhenti.

16. Kebiasaan adalah jaring laba-laba pada awalnya; kabel pada akhirnya.

17. Jika saya menyimpan dahan hijau di hati saya, maka burung bernyanyi akan datang.

18. Surga memiliki sebuah jalan tapi tidak ada yang jalan kesana, neraka tidak memiliki gerbang tapi manusia menggali untuk mencapai kesana

19. Carilah sesuatu sampai Anda menemukannya dan Anda tidak akan kehilangan tenaga kerja Anda.

20. Sebuah percakapan tunggal dengan orang bijak bernilai studi satu bulan buku.

21. Orang yang mengejar balas dendam harus menggali dua kuburan.

22. Jika kita tidak mengubah arah kita, kita cenderung berakhir di mana kita tuju.

23. Saya mendengar dan saya lupa. Saya melihat dan saya ingat. Saya lakukan dan saya mengerti.

24. Jangan cemas harapan yang belum tiba, jangan sia-sia menyesali apa yang sudah lalu.

25. Jika Anda berencana untuk satu tahun, tanamlah padi. Jika Anda berencana selama sepuluh tahun, tanamlah pohon. Jika Anda berencana selama 100 tahun, didiklah manusia.

26. Satu sukacita menebarkan seratus kesedihan.

27. Dia yang bertanya adalah bodoh selama lima menit, tetapi ia yang tidak meminta tetap bodoh selamanya.

28. Beri seseorang ikan, dan dia akan makan untuk sehari. Ajari dia bagaimana untuk memancing ikan dan dia akan makan selamanya.

29. Belajar adalah harta yang akan mengikuti pemiliknya mana-mana.

30. Tinta pucat lebih baik daripada memori terbaik.
Category: 0 komentar

Meningkatkan Kualitas Tidur

Diadaptasi dari The Ajaran Rahasia Tao Te Ching, oleh Mantak Chia dan Tao Huang (Inner Traditions, 2005).

Cina telah berlatih posisi ini sederhana untuk meningkatkan kualitas tidur mereka (dan napas mereka saat tidur) selama ribuan tahun. Hari ini, seperti gangguan tidur dan penyakit kronis akibat tidur yang buruk berkualitas dan pernapasan yang terus meningkat, kita bisa belajar dari teknik yang kuat namun sederhana.

Caranya:


1. Berbaring di tempat tidur pada punggung Anda.

2. Jika Anda benar-tangan (right-handed), silang kaki kiri Anda di atas kaki kanan (sebaliknya jika Anda kidal).

3. Jalin jari-jari Anda di atas dada Anda.

4. Tutup mata Anda dan lembut berkonsentrasi pada napas Anda. Ketika Anda mendengarkan pernapasan Anda, Anda akan segera hanyut dalam tidur panjang dan nyenyak.
Category: 0 komentar

Padamkan Lampu Waktu Tidur

Tidur merupakan kebutuhan alami manusia. Dengan tidur yang berkualitas, metabolisme tubuh ditata kembali. Kita juga memiliki kesempatan untuk melakukan regenerasi / mengganti sel-sel tubuh yang mati. Nah tahukah Anda, bagaimana cara mendapatkan tidur yang baik dan berkualitas? Salah satu caranya adalah dengan memadamkan lampu di waktu tidur normal (9 malam hingga 8 pagi) demi mendapatkan hormon melatonin secara maksimal!

Menurut hasil penelitian para ilmuwan, tubuh manusia perlu suasana gelap untuk menghasilkan hormon melatonin. Hormon ini dapat menyebabkan kantuk, dengan cara menurunkan sedikit suhu tubuh. Dari situ, proses tidur pun jadi lebih cepat, karena biasanya suhu tubuh turun sekitar waktu tidur dimulai. Dengan begitu pula, seseorang bisa tidur lelap tanpa gangguan bangun mendadak di malam hari.

Selain itu, melatonin juga membantu kita mengatasi masalah emosional hingga depresi. Ia bahkan berfungsi untuk menaikkan daya tahan tubuh dan mengatasi sistem kekebalan yang rendah. Ini karena melatonin bekerja mendukung jaringan hormon dan metabolisme di dalam tubuh yang selalu berubah seiring dengan kegiatan fisik, keadaan mental, dan stres.

Sayangnya, hormon ini mudah berhenti berproduksi. Prof. Russle Reiter dari Texas University mengatakan, "Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit, maka otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin akan langsung menurun." Produksi hormon melatonin juga dapat terhenti ketika ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, tersorot sinar lampu jalanan, dan lainnya.

Bagaimana jika tubuh kita tidak bisa memproduksi zat melatonin dalam waktu lama? Akibatnya bisa fatal. Dalam artian, timbul berbagai penyakit (insomnia, kanker, dll). Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia / kanker darah yang diadakan di London, Inggris bahkan menyatakan bahwa orang bisa menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur di malam hari (dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur).

Memang, ada sebagian orang yang merasa tidak nyaman, atau bahkan tidak dapat tidur pada kondisi gelap. Namun jika melihat manfaat atau dampaknya, hal ini perlu diperhatikan juga. Antara lain dengan tidak tidur di bawah pencahayaan langsung (dari lampu kamar), dan mematikan lampu kamar, tidak lama setelah si kecil terlelap.


sumber : http://www.andriewongso.com/artikel/aw_corner/3529/Padamkan_Lampu_Di_Waktu_Tidur/

Category: 0 komentar

5 Tokoh Autodidak Sejati yang Sukses Mengubah Nasib

Apakah gagal melanjutkan sekolah menjauhkan kita dari sukses? Tokoh-tokoh berikut ini membuktikan bahwa belajar tak selalu harus di sekolah. Bahkan ketika sekolahnya gagal diselesaikan, mereka bisa belajar sendiri dari kehidupan yang dihadapinya dan meraih sukses luar biasa. Berikut ini mereka yang sukses luar biasa mengubah nasib dengan belajar secara autodidak.

1. Agatha Christie (1890 - 1976): Belajarnya Cuma di Rumah

Agatha Christie adalah penulis asal Inggris yang dikenal sebagai Master of The Mystery Novel atau Queen of Crime. Novel bergenre misterinya begitu terkenal ke seluruh dunia. Ia menulis 80-an novel. Sebanyak 30-an novelnya sudah diadaptasi ke dalam film.

Di manakah ia belajar hingga menjadi penulis yang begitu produktif? Ternyata Agatha hanya belajar di rumah. Sebenarnya di keluarganya, ia punya dua kakak yang kebetulan mendapat kesempatan sekolah formal. Sedangkan untuk Agatha, ibunya memilih untuk mengajari sendiri di rumah. Saat usia putrinya menginjak 8 tahun, sang ibu baru mendatangkan tutor ke rumah.

Ketika Perang Dunia I bergolak, Agatha bekerja menjadi perawat. Saat itu usianya baru belasan. Kemudian ia bekerja di apotek rumah sakit yang banyak mengilhami cerita soal racun dalam novel-novelnya di kemudian hari.

Novel pertamanya lahir setelah kakaknya, Madge, memberinya tantangan, apakah ia bisa menulis novel. Tantangan itu ia jawab dengan novel pertamanya berjudul "The Mysterious Affair at Styles" (Misteri di Styles). Dari sanalah ia meniti karier sebagai novelis.

2. Frederick Douglass (1818 - 1895): Budak yang Belajar Autodidak

Frederick adalah seorang budak asal Amerika Serikat, yang dilarang sekolah. Meski begitu ia pantang menyerah untuk belajar.Ia mulai dengan belajar membaca dari seorang aktivis gerakan pembebasan perbudakan. Ia belajar dari apa pun yang bisa ia baca. Untuk memperkaya ilmunya, Frederick selalu mencari kesempatanuntuk berbicara dengan orang-orang yang pengetahuannya lebih tinggi darinya.

Terbukti belajarnya efektif, karena setelah bebas sebagai budak ia menjadi penulis hebat, orator ulung, dan pemimpin gerakan pembebasan perbudakan.

3. Lawrence Ellison (66 tahun): Membangun Oracle karena Terinspirasi sebuah Paper

Lawrence (Larry) Ellison adalah pendiri Oracle, perusahaan pembuat software terbesar kedua dunia saat ini. Seperti pengusaha di bidang teknologi informasi lainnya yang kebanyakan drop-out perguruan tinggi, Larry pun demikian. Ia keluar dari University of Illinois pada tahun keduanya kuliah. Setelah itu ia membangun kariernya sebagai ahli data system.

Ia tertarik mendirikan Oracle pada tahun 1977 setelah terinspirasi dari paper karya Edgar F. Codd mengenai database system berjudul "Relational Model of Data for Large Shared Data Banks."

4. Peter Jennings (1938 - 2005): Presenter Terkenal yang Tak Lulus SMA

Presenter terkenal ABC News ini sebenarnya tak lulus SMA. Jennings memulai kariernya sejak usia 9 tahun. Saat itu ia menjadi penyiar radio anak-anak di Kanada. Ayahnya yang juga penyiar radio CBC dan sedang bertugas di luar negeri berang ketika tahu anaknya jadi penyiar radio di tempatnya bekerja. Ayahnya memang tak menyukai nepotisme.

Kegiatan jadi penyiaran ciliknya tak lama. Peter lebih konsentrasi sekolah. Namun sekolahnya tak mulus. Malah ia sempat tak naik ke kelas 10. Menurut pengakuannya ia bosan belajar saat itu. SMA-nya pun tak tamat.

Ia sebenarnya ingin sekali menjadi penyiar seperti ayahnya. Namun kesempatan itu tak mudah ia dapat. Ia lebih dulu bekerja di bank dan sempat aktif di teater setempat.

Baru pada usia 21 tahun ia bisa meraih impiannya menjadi penyiar radio. Setelah itu kariernya terus menanjak dengan semangat autodidaknya yang tinggi hingga kemudian menjadi wartawan dan penyiar televisi kenamaan AS.

5. Anthony Robbins (50 tahun): Bekerja Sambil Belajar dari Pembicara Ternama

Ia hanya tamat SMA dan memulai kariernya dengan cara mempromosikan seminar yang diadakan Jim Rohn. Saat itu usianya baru 18 tahun. Ia memanfaatkan kedekatan dengan Jim Rohn untuk belajar "happiness and success life". Tak heran jika ia tak segan menyebut Jim Rohn sebagai mentor pertamanya.

Pada usia 22 tahun, Anthony Robbins mulai belajar Neuro-Linguistic Programming (NLP) secara informal dari penciptanya, John Grinder. Setelah belajar dari tokoh lain yang juga secara informal, Robbins akhirnya bisa mengembangkan ilmu NLP menjadi ilmu baru yang disebutnya Neuro-Associative Conditioning (NAC).

Dengan belajar yang bisa disebut autodidak (bukan di bangku sekolah atau perguruan tinggi), Robbins akhirnya menjadi penulis buku laris dan motivator terkenal di dunia. Ia sudah berbicara di hadapan lebih dari 50 juta orang di lebih dari 50 negara.

Jangan heran, dari sisi finansial, darisemula pemuda miskin, Robbins menjadi pembicara dengan tarif tinggi. Dalam kariernya ia pernah menjadi salah satu penasihat (mantan) Presiden AS Bill Clinton.


sumber : http://www.andriewongso.com/artikel/aw_corner/3541/5_Tokoh_Autodidak_Sejati_yang_Sukses_Mengubah_Nasib/



Category: 0 komentar

Gajah dan 7 Orang Buta

Dahulu kala ada seorang raja yang mengalami kerepotan dengan para menterinya. Mereka terlalu banyak berdebat sehingga nyaris tak satu pun keputusan dapat diambil. Para menteri itu, mengikuti tradisi politik kuno, masing-masing menyatakan dirinyalah yang paling benar dan yang lainnya salah. Meskipun demikian, ketika sang raja yang penuh kuasa menggelar perayaan festival umum, mereka semua bisa sepakat untuk cuti bersama.

Festival yang luar biasa itu digelar di sebuah stadion besar. Ada nyanyian, tarian, akrobat, badut, musik dan banyak lagi. Di puncak acara, di tengah kerumunan banyak orang, yang para menteri tentunya menempati tempat duduk terbaik, sang raja menuntun sendiri seekor gajah ke tengah arena. Di belakang gajah itu berjalanlah tujuh orang buta, yang telah diketahui oleh khalayak sebagai seorang yang buta sejak lahir.

Sang raja meraih tangan orang buta pertama, menuntunnya untuk meraba belalai gajah itu dan memberitahunya bahwa itu adalah gajah. Raja lalu membantu orang kedua untuk meraba gading sang gajah, orang buta ketiga meraba kuping nya, yang keempat meraba kepalanya, yang kelima meraba badannya, yang keenam meraba kaki, dan yang ketujuh meraba ekornya, lalu menyatakan kepada masing-masing orang-orang buta tersebut bahwa itulah yang dinamakan gajah.

Lalu raja kembali kepada orang buta pertama, dan memintanya untuk menjelaskan dengan lantang, seperti apakah gajah itu.

"Menurut pertimbangan dan pendapat saya yang ahli ini," kata si buta pertama yang meraba belalai gajah, "saya nyatakan dengan keyakinan penuh bahwa gajah adalah sejenis ular dari marga Python asiaticus."

"Sungguh omong kosong!" Seru si buta kedua yang meraba gading gajah. "Gajah terlalu keras untuk dianggap sebagai ular. Fakta sebenarnya, dan saya tak pernah salah, gajah itu seperti bajak petani."

"Jangan melucu" sergah si uta ketiga yang meraba kuping si gajah. "Gajah adalah seperti kipas yang besar."

"Kalian idiot tidak berguna" tawa si buta keempat yang meraba kepala gajah. "Gajah sudah pasti adalah sebuah gentong air besar yang diselimuti kain berbulu."

"Mustahil! Benar-benar mustahil!" cibir si buta kelima yang meraba badan gajah. "Gajah adalah sebuah batu karang besar."

"Parah!" Teriak si buta keenam yang meraba kaki gajah. "Gajah sebenarnya merupakan sebatang pohon!"

"Dasar orang-orang picik!" Seringai si buta terakhir yang meraba ekor gajah. "Aku beritahu kalian, gajah adalh semacam cambuk pengusir lalat. Aku tahu, karena aku merasakannya."

Dan para buta pun mulai berbantah-bantahan dengan sengit, semua berbicara berbarengan sehingga kata-kata mereka melebur menjadi teriakan-teriakan lantang dan panjang. Tatkala penghinaan mulai keluar dari mulut mereka, maka jotosan demi jotosan pun mulai bermunculan. Para buta itu tentunya tidak yakin betul siapa yang mereka jotos, tapi tampaknya siapa yang kena bukan lagi masalah penting, karena saat ini mereka sedang berjuang demi prinsip, demi integritas, demi kebenaran. Kebenaran menurut mereka masing-masing.

Perdebatan yang berujung perkelahian itu pun dilerai oleh para prajurit. Kerumunan hadirin di stadion terdiam, terpaku di tempatnya masing-masing, dan wajah para menteri tampak malu. Setiap orang yang hadir di sana menangkap pesan yang ingin disampaikan sang raja melalui gajah dan para orang buta itu.

_______________________________________________________________________________________

Masing-masing dari kita pada hakikatnya hanya mengetahui sebagian saja dari kebenaran. Bila kita memegang teguh pengetahuan kita yang terbatas itu sebagai kebenaran mutlk, kita tak ubahnya seperti salah satu dari orang-orang buta itu, yang meraba satu bagian dari seekor gajah dan menyimpulkan bahwa pengalaman parsial mereka itu adalah kebenaran, sedangkan yang lainnya SALAH...

Alih-alih "beriman buta", kita dapat berdialog. Bayangkanlah seperti apa jadinya bila ketujuh orang buta itu, bukannya memperdebatkan data-data mereka, tetapi malah menggabungkan pengalaman.

Mereka akan menarik kesimpulan bahwa seekor gajah adalah sesuatu seperti batu karang besar yang ditopang empat batang pohon. Di Belakang batu karang itu ada seutas cambuk pengusir lalat, dan di depannya ada gentong air besar. Di setiap sisi gentong tersebut terdapat sebuah kipas besar dengan dua bajak yang mengapit seekor ular Phyton panjang!

Bukan gambaran buruk bagi seekor gajah... Bagi orang yang TAK AKAN PERNAH melihatnya.

Cerita Gajah dan 3 Orang Buta dari bab 74, hal 206, buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" - Ajahn Brahm

Category: 0 komentar

Sotoi Syndrome

Sotoi Lo Ah!

Pernah punya temen sok tau? ngeselin ngga sih? haha... coba deh kita liat KBBI dulu apa tuh sok tau..

3sok Jk adv 1 berlagak (suka pamer dsb); 2 merasa mampu dsb, tetapi sebenarnya tidak: -- tahu

emang dari artinya aja uda nyebelin ya liatnya, merasa mampu dsb, tapi sebenrnya ngga hehe..

tong kosong nyaring bunyinya

pertama- tama mari kita cermati dulu yuk apa sih ciri2 manusia yang kena sindrom sotoi?
  1. suka berdebat tanpa pertimbangan matang, sebenernya juga ilmunya belom sampe, ngotot banget lagi, semakin di debatin semakin sotoi.
  2. suka memberi kesan/ pamer pengetahuanya luas, sebenernya dia juga ngga tau yang dia omong tuh bener apa ngga.
  3. mengandalkan status, pendidikan, orang kaya, orang terpandang teman hebat2 dan dimana2. padahal isi otak manusia, padahal isi otaknya belum tentu efektif dan pasti banyak ngarang
  4. suka nge-judge sembarangan, dengan tidak tau/mempertimbangkan asal muasal dan prosesnya, suka nuduh orang, GAJELAS!
  5. menyimpulkan tanpa dasar yang jelas, jawabannya biasanya alasannya tak jelas dan kadang nonsense
  6. enggan membaca, dia pikir uda paling pinter, padahal semakin orang tambah banyak tahu, semakin tahu bahwa banyak yang dia tidak tahu
  7. enggan menulis, sesuatu yang ada diotak kita akan semakin tajam apabila di share. Ini juga yang membedakan ahli ilmu dengan orang sotoi)
Jika membaca membuat kaya, maka menulis membuat tajam dan berdiskusi membuat jeli (Prof. Didik J Rachbini).

Ada pemikiran menarik, bgmana kalau seseorang memang punya ciri no 1, 2 dan 3 tapi beneran. Artinya, memang dia seorang yg suka berdebat utk menambah ilmu, memang luas pengetahuannya dan memang status sosialnya tinggi…?

Menurut saya, orang seperti itu bukannya “suka berdepat tanpa pertimbangan matang” tapi “suka berdebat DENGAN pertimbangan matang”. Orang seperti itu juga bukannya “suka memberi kesan pengetahuannya banyak” melainkan “pengetahuannya banyak, kelihatan dari kesannya”. Dan orang itu juga tidak “mengandalkan status” tapi “punya status baik” atau “memanfaatkan statusnya tepat guna”.

Kesimpulannya, orang ini tetap tidak termasuk ke-3 ciri di atas. Ke-7 ciri ini sudah spesifik menyatakan orang yang sok tahu…

nah hayoo diantara kita ada yang terkena ciri orang sotoi ga tuh, kalo yang ada kena dikit / banyak cepat lah bertobat :p

diam adalah perisai orang bodoh dan pelindung bagi orang bijak

orang sok tahu biasanya nyerocos terus supaya dirinya dianggap paling keren, paling benar, paling pijak, paling pinter, yah intinya mau pamer dehhh, padahal confisius dalam falsafah taoisme (bukan dalam agama tao) pernah berkata kebenaran bukan dipelajari melainkan ditemukan, lalu dimana menemukannya? menemukannya adalah dalam diam, saat diam hati tenang, otak ngalir encer, disana wisdom ditemukan. tapi orang sotoi yang terus nyerocos, omongannya akan makin lama makin ngawur dan akhirnya tambal-menambal kebohongan.


"I'm not offended by all the dumb blonde jokes because I know I'm not dumb... and I also know that I'm not blonde." - Dolly Parton


Orang bodoh tak perlu membuktikan kebodohannya bila ia diam, dan orang bijak tak akan melemparkan mutiara ke depan babi bila ia tahu nilai diam. disini kita belajar menghadapi orang sotoi yang cenderung bisa di katakan bodoh (dalam hal itu) ngapain kita cape2 berdebat sama babi, kita lemparkan mutiara (kebeneran) pun mereka tidak akan ngalah, mending diemin aja, nnti kalo ada saat ngebuktiin, baru mereka akan malu bahwa mereka salah, ada juga yang sindromnya parah mungkin masi mau mengelak dan ngeluarin ke-sotoi-an kuadratnya lagi.

orang sok tahu menutupi kebodohannya dengan mengarang, dan malah membuatnya semakin terlihat bodoh saat orang tahu kebenarannya. - Antonius Felix

ada kisah yang bisa juga menggambarkan orang sotoi yang sesungguhnya dia tidak mengetahui keseluruhannya, cek di next post ya :)

Salam Ingin Tahu, bukan Salam Sok Tahu,
Antonius Felix


sumber 7 ciri orang sok tahu, blog saudara Mohamad Sani :
http://mohamadsani.wordpress.com/2009/12/27/ciri-ciri-orang-sok-tahu/ (dengan edit gaya penyampaian)
Category: 0 komentar

Gagal Hanya Perisitiwa, Bukan Orangnya!

Gagal Hanya Perisitiwa, Bukan Orangnya!


Definisi gagal : ga•gal v 1 tidak berhasil; tidak tercapai (maksudnya); 2 tidak jadi.

Dari definisi tersebut kita bisa tarik kesimpulan , bahwa orang yang gagal adalah orang yang tidak tercapai tujuannya, yang dia perbuat tidak jadi atau ngga beres / ngga selesai, jadi saat kita berada dalam event “gagal” setidaknya kita belajar sesuatu dari kegagalan kita saat itu dan kita berpikir, merubah strategi dan pada akhirnya kita bisa menyelesaikannya dengan sukses, jadi sekali lagi gagal adalah peristiwa bukan orangnya

"Failure is an event, never a person; an attitude, not an outcome."- Zig Ziglar

Tidak ada manusia yang terlahir untuk gagal. Kejatuhan dan keterpurukan adalah event2 yang mendewasakan kita. Saat kita jatuh kita mempunyai 2 pilihan : “cukup sampai sini, saya tidak mau mencoba lagi” atau “oke, kalau begini belum berhasil, gue ubah strategi, dan gue mau coba lagi!”

“There are two fatal errors that keep great projects from coming to life: Not finishing. Not starting.” - Buddha.

Walaupun kegagalan adalah peristiwa, bukan orangnya banyak orang berpikir mereka adalah orang gagal, yah dan itu menjadikan menanamkan mental gagal dalam dirinya, karena apa yang kita katakan dan pikirkan, niscaya itulah yang kita dapat. Orang sukses melihat kesempatan dalam kesempitan, orang gagal melihat kesulitan dalam kesempatan. Saat mental gagal tertanam dalam diri seseorang, bahkan untuk mencobapun sudah tidak mau walau sebenarnya mereka memiliki potensi yang lebih dari cukup. Hey bangun dong teman2, kita masi muda kita bisa menjadi apa aja yang kita mau, kuncinya gampang kok dreaming, acting, evaluating.

“The greatest failure is the failure to try.” - William A. Ward.

Mimpi aja setingginya, jangan takut jatuh dulu soalnya itu membatasi kita untuk maju! Saat kita jumpai kerikil2, kita bisa menambah strategi kita menggunakan sandal, saat kita kesulitan mendaki karena batu besar2 kita bisa mengubah sandal kita menjadi sepatu, saat kita menaiki jalanan yang terjal kita bisa ambil kayu untuk menjadikannya tongkat membantu kita jalan. Orang sukses adalah orang yang jenius dalam kehidupan, orang jenius adalah orang yang melihat hal yang sama dengan orang lain tapi berpikir beda tentang hal itu.

"A minute's success pays the failure of years.” - Robert Browning

Orang sukses bukan berarti dia tidak pernah menjumpai kegagalan, tentu orang yang saat ini kita lihat sukses, kita hanya mengagumi kesuksesannya saat ini, dan kita akan tercengang akan jatuh bangunnya, sakit2annya saat meraih kesukseseannya saat ini. Dan tentunya jika di tanya tentu orang sukses tersebut akan lebih seru ceritain waktu dia susah2 nya deh, gimana dia bisa membangun bisnis, awalnya yang bener2 susah payah modal dengkul sampe sekarang dengkulnya ga di pake lagi buat bisnisnya. Ya kalo mau cepet sukses, sering2 aja deh mencoba sesuatu dan tekunin dan ganti strategi nya saat mengalami kegagalan, dengan banyak nya kegagalan tentu banyak pelajaran yang kita bisa ambil dan itu modal yang paling penting untuk mencapai kesuksesan.

"If you want to increase your success rate, double your failure rate." - Thomas Watson, Sr


"Pikirkan dan jadilah seperti apa yang ingin kita mau sendiri,
karena kita sendiri yang membuat batas dalam diri kita sendiri." – Antonius Felix



Keep Dreaming, Prepare for Your Own Success!

Antonius Felix
Category: 0 komentar
penulis hebat tidak perlu pen mahal untuk menuliskan kisah inspiratif.

pen seperti modal kita, dan tangan yang menulisnya adalah perbuatan kita.

maka tergantung kita menuliskan apa , kesuksesan atau kebodohan....
...
kunci kesuksesan bukan lah dari sebarapa modal yang ada, tp apa yang kita buat dengan modal yang ada sekarang!
Category: 0 komentar

Kekasih yang Sempurna

Ini kisah perjumpaan dua orang sahabat yang sudah puluhan tahun terpisahkan hidupnya. Mereka kangen-kangenan, ngobrol ramai sambil minum kopi di sebuah kafe. Awalnya topik yang dibicarakan adalah soal-soal nostalgia zaman sekolah dulu, namun pada akhirnya menyangkut kehidupan mereka sekarang ini.

"Ngomong-ngomong, mengapa sampai sekarang kamu belum juga menikah?" ujar seorang kepada temannya yang sampai sekarang membujang.

"Sejujurnya sampai saat ini saya terus mencari wanita yang sempurna. Itulah sebabnya saya masih melajang. Dulu di Bandung, saya berjumpa dengan seorang gadis cantik yang amat pintar. Saya pikir ini adalah wanita ideal yang cocok untuk menjadi istriku. Namun ternyata di masa pacaran ketahuan bahwa ia sangat sombong. Hubungan kami putus sampai di situ".

"Di Jakarta, saya ketemu seorang wanita rupawan yang ramah dan dermawan. Pada perjumpaan pertama, aku kasmaran. Hatiku berdesir kencang, inilah wanita idealku. Namun ternyata belakangan saya ketahui, ia banyak tingkah dan tidak bertanggung jawab".

"Saya terus berupaya mencari. Namun selalu saya temukan kelemahan dan kekurangan pada wanita yang saya taksir. Sampai pada suatu hari, saya bersua wanita ideal yang selama ini saya dambakan. Ia demikian cantik, pintar, baik hati, dermawan, dan suka humor. Saya pikir, inilah pendamping hidup yang dikirim Tuhan."

"Lantas," sergah temannya yang dari tadi tekun mendengarkan, "Apa yang terjadi? Mengapa kau tidak segera meminangnya?"

Yang ditanya diam sejenak. Suasana hening. Akhirnya dengan suara lirih, sang bujangan menjawab,

"Baru belakangan aku ketahui bahwa ia juga sedang mencari pria yang sempurna." 

sumber
Category: 0 komentar

31 Kata Kata Motivasi Untuk Mengambil Tindakan

“You do not have to be great to start, but you have to start to be great.” - Joe Sabah

“You may be disappointed if you fail, but you are doomed if you never try.” - Beverly Sills

“Anything you can do needs to be done, so pick up the tool of your choice and get started.” - Ben Linder

“The only thing that stands between a man and what he wants from life is often merely the will to try it, and the faith to believe that it is possible.”

-Richard M. DeVos

“The secret of getting ahead is getting started. The secret of getting started is breaking your complex overwhelming tasks into small manageable tasks, and then starting on the first one.”

-Mark Twain

“He who is outside the door has already a good part of his journey behind him.”

-Dutch Proverb

“Do not wait; the time will never be ‘just right.’ Start where you stand, and work with whatever tools you may have at your command, and better tools will be found as you go along.”

-Napoleon Hill

“You can’t aim a duck to death.”

-Gael Boardman

“Learning new things won’t help the person who isn’t using what he already knows.”

-Anonymous

“No one knows what he can do until he tries.”
-Pubilius Syrus

“The great aim of education is not knowledge, but action.”

-Herbert Spencer

“It is easy to go nowhere. It requires no energy and has no risk except that of being left behind. To go forward and run ahead is a supreme test.”

-Alan Newhouse, NASA

“It’s not what you know that makes the difference. It’s what you DO with what you know that makes the difference.”

-Dr. Julie White

“Become solution oriented …not worry oriented, and you will find pleasure where others find pain and discomfort.”

-George W. Cummings Sr.

“Vision without action is merely a dream. Action without vision just passes the time. Vision with action can change the world.”

-Joel Arthur Barker

“Keep going and the chances are you will stumble on something, perhaps when you are least expecting it. I never heard of anyone stumbling on something sitting down.”

-Charles Kettering

“The difference between desire and drive is the difference between expressing yourself, and proving yourself.”

-Larry Wilson

“You will get no more out of life than you put into it.”

-William J.H. Boetcker

“What one does is what counts. Not what one had the intention of doing.”

-Pablo Picasso

“Action will remove the doubt that theory can not solve.”

-Tehyi Hsieh

“Often greater risk is involved in postponement than in making a wrong decision.”

-H.A. Hopf

“You can’t ‘try’ to do things; you simply must DO them.”

-Ray Bradbury

“Everything you want is out there waiting for you to ask. Everything you want also wants you. But you have to take action to get it.”

-Jack Canfield

“Jump into the middle of things, get your hands dirty, fall flat on your face, and then reach for the stars.”

-Joan L. Curcio

“Your actions, and your action alone, determines your worth.”

-Johann G. Fichte

“A wise man will make more opportunities than he finds.”

-Francis Bacon

“The way to get ahead is to start now.”

-William Feather

“You can’t hit a home run unless you step up to the plate. You can’t catch a fish unless you put your line in the water. You can’t reach your goals if you don’t try.”

-Kathy Seligman

“Nothing will kill a deal like time.”

-Joe Martin

“Most people can do extraordinary things if they have the confidence or take the risks. Yet most people don’t. They sit in front of the TV and treat life as if it goes on forever.”

-Philip Adams

“Move them forward, or move them out.”

-Art Sobczak

sumber
Category: 0 komentar

Cinta Tak Bersuara

Ada saudagar kaya yang sudah tua usianya. Hartanya sangat banyak. Sementara ia sudah tidak memiliki istri lagi. Ia kini hidup dengan seorang putranya.

Anak lelaki satu-satunya ini memiliki sifat yang berbeda dengan sang ayah. Ayahnya adalah orang yang sangat gigih dalam bekerja. Sedangkan anaknya, hanya bersenang-senang saja. Memang, saking banyaknya harta itu, tidak akan habis dimakan sampai tujuh turunan.

Saudagar kaya ini memiliki perpustakaan besar. Bahkan, terbesar di jamannya. Sewaktu muda, ia giat bekerja sehingga menjadi kaya raya seperti sekarang ini. Kini, ia ingin menikmati masa tuanya dengan tenang. Menikmati jerih payahnya sewaktu muda.

Ada satu sifat yang tidak disukai si anak dari diri ayahnya. Yaitu, ayahnya dinilai seorang yang pelit. Sang ayah sangat selektif dengan permintaan anaknya. sang anak merasa jengkel dengan sifat ayahnya ini.

Karena tidak setiap yang ia inginkan, bisa dipenuhi oleh ayahnya. padahal, apa yang ia inginkan, pasti bisa terjangkau dengan banyaknya harta yang dimiliki ayahnya.

Suatu hari, sang anak datang menghadap ayahnya. Ia berniat meminta sesuatu terhadap ayahnya. Sudah jauh-jauh ia menyusun rencana ini. Berharap ayahnya mau mengabulkan keinginannya.

“Anakku, kau nampak murung. Apa yang kau pikirkan?” tanya sang ayah.

“Ayah, aku sangat beruntung memiliki seorang ayah sepertimu. Nasibku tidak seperti orang kebanyakan yang serba kekurangan. pokoknya aku bangga menjadi anakmu.” ujar sang anak.

“Syukurlah!”

“Begini ayah, kemarin ketika aku jalan-jalan dengan mengendarai sepeda motor, aku terus diperhatikan oleh orang-orang yang kujumpai. Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan tentang aku. Mungkin mereka merasa aneh, anak saudagar kaya hanya mengendarai sepeda motor!” si anak mulai menyentil.

“Maksudmu?”

“Beberapa hari yang lalu, aku melihat iring-iringan mobil ke arah kota. Aku berpikir, alangkah nyamannya naik mobil. Tidak kepanasan, seperti naik sepeda motor. Maka akupun berkeinginan untuk memiliki sebuah mobil. Apakah Ayah mau memenuhi keinginanku?”

Sang ayah menarik nafas panjang “Anakkku, Ayah kira dengan sepeda motor sudah cukup untukmu. Kau hanya berkeliling di sekitar sini saja kan?”

“Tetapi, aku sungguh ingin merasakan bagaimana rasanya naik mobil, Ayah!”

“Ayah akan pikirkan dulu. Besok akan Ayah berikan jawabannya.”

*****

Keesokan harinya, sang anak tengah duduk di ruang keluarga. Menunggu jawaban ayahnya. Dalam hati ia berdoa, agar ayahnya mau mengabulkan permintaaanya tersebut.

Tidak lama kemudian, sang ayah muncul dengan membawa sesuatu.

“Ayah, Bagaimana? Apakah Ayah setuju dengan keinginanku?”

“Anakku, Ayah ini sudah tua. Sebentar lagi mungkin Ayah akan mati. Dan tentu saja seluruh harta Ayah akan diwariskan kepadamu, karena hanya engkaulah ahli waris ayah satu-satunya.”

“Ayah setuju tidak dengan keinginanku?” sang anak sudah tidak sabar lagi.

“Anakku, tidak semua yang kita inginkan bisa kita raih, meskipun kita hidup berkecukupan. Tapi, kau sangat beruntung, karena engkau terlahir dari keluarga yang kaya raya. Yang kaubutuhkan, sudah Ayah siapkan. Ini!” sang ayah menyerahkan sesuatu kepada anaknya.

“Apa ini? Buku?”

“Ya”

“Jadi, Ayah tidak mengabulkan permintaanku?”

“Tunggu dulu, maksud Ayah….”

“Ayah memang pelit! Lebih baik aku pergi dari rumah ini!” sang anak beranjak meninggalkan tempat duduknya dan berlari meninggalkan rumah.

Sang ayah tidak dapat mencegah anaknya, bahkan tidak sempat memberikan pengertian dan persoalan yang sebenarnya. Kini ia tinggal sendiri. Sang anak pergi dengan meninggalkan kekecewaan. Sang ayah lebih kecewa, karena sang pewaris satu-satunya telah pergi.

*****

Beberapa tahun kemudian, anak saudagar kaya ini ingin kembali ke rumah. Ia menyesal telah meninggalkan ayahnya yang sudah tua. Ia juga merasa sengsara, hidup dengan usaha sendiri. Makan seadanya, pakaian yang tidak sebagus dulu, dan beragam kesusahan lainnya.

Penyesalannya semakin membuncah, taktala ia mendengar ayahnya telah meninggal. Ia merasa berdosa dan menganggap diri sebagai manusiai yang tak berguna.

Untuk menebus dosa-dosanya, ia berjanji dalam hatinya akan meneruskan apa yang telah diusahakan ayahnya selama ini. Menjaga dan mengelola harta yang ada. Juga akan mengubah tabiat buruknya.

*****

Tibalah anak itu di depan rumahnya. Sungguh ironis, rumah yang dahulu megah, kini nampak kumuh tak terawat. Karena setelah sang ayah meninggal, para pembantu di rumah itupun pergi.

Sebelum ia masuk ke rumah, ia menyempatkan diri untuk mengunjungi makam ayahnya yang berada tak jauh dari samping rumahnya. Ia tahu itu makam ayahnya, karena disana tertancap sebuah batu nisan atas nama ayahnya. Di depan makam ayahnya, ia menangis dan menyesali semua perbuatannya.

Setelah puas meyiram makam ayahnya dengan air mata. Anak ini kemudian masuk ke dalam rumah. terbayang lagi kenangan dahulu, ketika ia bercanda ria dengan ayah dan ibunya hingga kenangan pertengkarannya dengan sang ayah terakhir kali, sebelum ia meninggalkan rumah.

Matanya kemudian menangkap sebuah buku. Buku yang hendak diberikan ayahnya, sebagai pengganti mobil yang ia minta. Dengan tangan gemetar, diambilnya buku itu. Buku itu telah tertutup penuh dengan debu.

Perlahan-lahan, dibukanya lembaran demi lembaran dari buku itu. Ternyata, buku itu adalah kumpulan nasehat yang ditulis oleh ayahnya sendiri selama ia hidup untuk anaknya. Ketika ia membuka-buka halaman dari buku itu, tiba-tiba sesuatu terjatuh. Sebuah kunci mobil, lengkap dengan surat-suratnya. Di sana juga terselip tulisan: “Ayah menyayangimu!”

Kembali sang anak ini menangis. Kembali penyesalan menyergap dirinya.

“Ayah, maafkan anakmu” lirihnya dalam hati.

****

(disadur dari buku “Beginilah Seharusnya Hidup”)



sumber : http://virouz007.wordpress.com/2010/05/14/659/

Category: 0 komentar

She without an arm; He without a leg

Category: 0 komentar

How a generation loves, the next generation learns

Category: 0 komentar

Liu Wei, Pianis Tanpa Lengan

Liu Wei, Pianis Tanpa Lengan
Penulis : Tim AndrieWongso.com


Seorang pria muda mengundang decak kagum ribuan orang lewat permainan pianonya yang menakjubkan. Dengan sangat mahir, dia memainkan tuts-tuts piano dengan... kedua jempol kakinya!

Pria itu bernama Liu Wei (23 tahun). Meski tidak memiliki lengan, ia bisa tampil memukau di depan ribuan penonton acara "China's Got Talent" pada 8 Agustus lalu di Shanghai Grand Theatre. Dengan jari-jari kakinya, Liu sukses membawakan karya klasik milik pianis ternama asal Prancis, Richard Clayderman, yakni "Mariage D'amour".

Usai permainan piano Liu yang luar biasa itu, seluruh juri dan para penonton memberikan standing ovation pada pria cacat tersebut. Dia pun dinyatakan maju ke babak selanjutnya.

Dua Pilihan

Liu kehilangan dua lengannya dalam sebuah insiden saat dirinya berumur 10 tahun. Dalam insiden itu, Liu menyentuh kabel listrik bertegangan tinggi saat sedang bermain petak-umpet bersama teman-temannya. Ia langsung jatuh pingsan.

Setelah melewati masa kritis 45 hari, Liu sadar kedua lengannya telah hilang; karena harus diamputasi. Ia menangis sedih. Jangankan mengejar mimpi menjadi musisi profesional dan produser musik ternama, makan saja ia bingung bagaimana caranya!

Orangtua adalah pihak pertama yang menyadarkannya. Mereka bilang, Liu harus segera bangkit dan melanjutkan hidup. Saat itu, mereka bisa membantu semua keperluan Liu. Namun bagaimana nasib Liu jika mereka sudah tiada?

"Kamu enggak berbeda dengan orang lain," kata ibunya berulang kali. "Kamu hanya menggunakan kakimu sebagai pengganti lengan." Sang ibu juga mengatakan, ia tidak muluk-muluk mengharapkan Liu menjadi orang sukses. Ia hanya ingin putra tersayangnya itu hidup bahagia dan sehat lahir batin.

Meski "hancur", pikiran Liu segera terbuka.

"Saya sadar, untuk orang seperti saya, cuma ada dua pilihan. Pertama, melupakan semua impian yang nantinya akan mengakibatkan kematian sia-sia dan cepat. Pilihan lainnya, berjuang tanpa lengan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik," demikian tutur Liu.

Saat berumur 19 tahun, Liu memutuskan untuk tetap mengejar impiannya menjadi produser dan musisi profesional, serta menjalani kehidupan yang lebih baik. Dia pun diam-diam belajar piano. "Enggak ada teori kalau piano itu harus dimainkan dengan tangan kan," begitu pikir Liu.

Tapi ... "Berat sekali. Capek, lecet, kaku, kram, sudah menjadi biasa," cerita Liu kepada para juri China's Got Talent. "Tetapi dalam pandanganku, kalau kamu memang mau atau punya keinginan, ya terima dan lakukan saja (semua perjuangan itu)."

Sayang, guru piano pertamanya menyerah dan berhenti. Alasannya, mustahil bagi seseorang memainkan piano dengan jari-jari kaki. Memang, ada bagian-bagian nada yang tak bisa dimainkan karena Liu tak bisa menekan tuts-tuts tertentu.

Liu pantang menyerah dan akhirnya dia bisa mengembangkan gaya permainan tersendiri dengan jari-jari kakinya. Saat ini, ia ikut "China's Got Talent" dengan target masuk 3 besar.

"Saya berpendapat, kita tetap harus bermimpi dan berupaya mengejar sukses yang didambakan," demikian alasan Liu. "Secara pribadi, saya ingin membuat orangtua bangga."

Kini, Liu mengaku hidup bahagia.

__________

Netter yang Luar Biasa, mari simak permainan piano Liu pada video di bawah ini. Setelah itu, kita bisa setuju dengan opini salah satu juri China's Got Talent, "Melalui musik indah yang telah dimainkan oleh Liu Wei, kita disadarkan untuk bersyukur dan tidak mengeluh. Sebab, hidup itu indah!"


sumber



Category: 0 komentar

8 Tips Sukses ala Aristoteles Onnasis

Ingin sukses dan kaya raya seperti Aristoteles Sokrates Onassis (1906-1975) ?

Di bawah ini, ada "surat wasiat" yang konon juga jadi kiat suksesnya.

Entah benar atau tidak, tapi beberapa hal yang ditulis kelihatannya masuk akal:

1. Jaga badanmu agar tetap sehat.

Banggalah dengan fisik yang kita punya. Jangan risaukan hal-hal kecil, kita tidak sejelek seperti apa yang kita bayangkan. Ingat, kulit yang sehat akan membuat kita tampak seperti orang yang banyak uang.

2. Usahakan tersenyum,

jangan suka cemberut. Perlihatkan bahwa segalanya beres. Tunjukkan bahwa hidupmu sehari-hari selalu tampak menyenangkan.

3. Jaga penampilanmu.

Jangan pernah memperlihatkan dan menceritakan kemelaratanmu. Karena biasanya, orang tidak suka pada orang yang melarat.

4. Jangan tidur terlalu banyak.

Kalau dapat mengurangi tidur 3 jam sehari, maka dalam setahun akan menambah waktu 1,5 bulan untuk meraih sukses.

5. Makan dan minum secukupnya.

Jangan makan sambil bicara bisnis; tunggu sampai selesai dulu. Jangan pula menghabiskan waktu berjam-jam di meja makan selagi ada pekerjaan mendesak, yang harus segera diselesaikan.

6. Kalau tidak punya modal, pinjam dulu dalam jumlah besar.

Jangan meminjam dalam jumlah sedikit. Jangan pula sekali-kali menunda jadwal pembayaran. Jaga reputasi, buat pemodal atau Bank percaya padamu.

7. Pilih teman yang dapat mendorong prestasimu.

Sebaliknya, hindari orang yang dapat mematahkan semangatmu.

8. Dengarkan orang lain.

Buat mereka merasa senang. Hormati mereka, maka kita akan dihormati oleh semua orang. Ini adalah kunci sukses yang utama!!


-copas dari : http://www.facebook.com/motivator.no.1.indonesia?v=wall&ref=search%2523%252Fmotivator.no.1.indonesia#!/notes/andrie-wongso/8-tips-sukses-ala-aristoteles-onnasis/422430179159

Category: 0 komentar

Marriage

Gw liat dari note temen gw juga, awal2 gw baca boring sih, tp karena dia judulnya "MUST READ THIS!! NICE STORY!!" jadi gw lanjutin baca and emang bagus , and gw share dsini juga , semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua :)

MARRIAGE

When I got home that night as my wife served dinner, I held her hand and said, I've got something to tell you. She sat down and ate quietly. Again I observed the hurt in her eyes.

Suddenly I didn't know how to open my mouth. But I had to let her know what I was thinking. I want a divorce. I raised the topic calmly.

She didn't seem to be annoyed by my words, instead she asked me softly, why?

I avoided her question. This made her angry. She threw away the chopsticks and shouted at me, you are not a man! That night, we didn't talk to each other. She was weeping. I knew she wanted to find out what had happened to our marriage. But I could hardly give her a satisfactory answer; she had lost my heart to Jane. I didn't love her anymore. I just pitied her!

With a deep sense of guilt, I drafted a divorce agreement which stated that she could own our house, our car, and 30% stake of my company.

She glanced at it and then tore it into pieces. The woman who had spent ten years of her life with me had become a stranger. I felt sorry for her wasted time, resources and energy but I could not take back what I had said for I loved Jane so dearly. Finally she cried loudly in front of me, which was what I had expected to see. To me her cry was actually a kind of release. The idea of divorce which had obsessed me for several weeks seemed to be firmer and clearer now.

The next day, I came back home very late and found her writing something at the table. I didn't have supper but went straight to sleep and fell asleep very fast because I was tired after an eventful day with Jane.

When I woke up, she was still there at the table writing. I just did not care so I turned over and was asleep again.

In the morning she presented her divorce conditions: she didn't want anything from me, but needed a month's notice before the divorce. She requested that in that one month we both struggle to live as normal a life as possible. Her reasons were simple: our son had his exams in a month's time and she didn't want to disrupt him with our broken marriage.

This was agreeable to me. But she had something more, she asked me to recall how I had carried her into out bridal room on our wedding day.

She requested that every day for the month's duration I carry her out of our bedroom to the front door ever morning. I thought she was going crazy. Just to make our last days together bearable I accepted her odd request.

I told Jane about my wife's divorce conditions. . She laughed loudly and thought it was absurd. No matter what tricks she applies, she has to face the divorce, she said scornfully.

My wife and I hadn't had any body contact since my divorce intention was explicitly expressed. So when I carried her out on the first day, we both appeared clumsy. Our son clapped behind us, daddy is holding mommy in his arms. His words brought me a sense of pain. From the bedroom to the sitting room, then to the door, I walked over ten meters with her in my arms. She closed her eyes and said softly; don't tell our son about the divorce. I nodded, feeling somewhat upset. I put her down outsidethe door. She went to wait for the bus to work. I drove alone to the office.

On the second day, both of us acted much more easily. She leaned on my chest. I could smell the fragrance of her blouse. I realized that I hadn't looked at this woman carefully for a long time. I realized she was not young any more. There were fine wrinkles on her face, her hair was graying! Our marriage had taken its toll on her. For a minute I wondered what I had done to her.

On the fourth day, when I lifted her up, I felt a sense of intimacy returning. This was the woman who had given ten years of her life to me.

On the fifth and sixth day, I realized that our sense of intimacy was growing again. I didn't tell Jane about this. It became easier to carry her as the month slipped by. Perhaps the everyday workout made me stronger.

She was choosing what to wear one morning. She tried on quite a few dresses but could not find a suitable one. Then she sighed, all my dresses have grown bigger. I suddenly realized that she had grown so thin, that was the reason why I could carry her more easily.

Suddenly it hit me... she had buried so much pain and bitterness in her heart. Subconsciously I reached out and touched her head.

Our son came in at the moment and said, Dad, it's time to carry mom out. To him, seeing his father carrying his mother out had become an essential part of his life. My wife gestured to our son to come closer and hugged him tightly. I turned my face away because I was afraid I might change my mind at this last minute. I then held her in my arms, walking from the bedroom, through the sitting room, to the hallway. Her hand surrounded my neck softly and naturally. I held her body tightly; it was just like our wedding day.

But her much lighter weight made me sad. On the last day, when I held her in my arms I could hardly move a step. Our son had gone to school. I held her tightly and said, I hadn't noticed that our life lacked intimacy.

I drove to office.... jumped out of the car swiftly without locking the door. I was afraid any delay would make me change my mind...I walked upstairs. Jane opened the door and I said to her, Sorry, Jane, I do not want the divorce anymore.

She looked at me, astonished, and then touched my forehead. Do you have a fever? She said. I moved her hand off my head. Sorry, Jane, I said, I won't divorce. My marriage life was boring probably because she and I didn't value the details of our lives, not because we didn't love each other anymore. Now I realize that since I carried her into my home on our wedding day I am supposed to hold her until death do us apart.

Jane seemed to suddenly wake up. She gave me a loud slap and then slammed the door and burst into tears. I walked downstairs and drove away.

At the floral shop on the way, I ordered a bouquet of flowers for my wife. The salesgirl asked me what to write on the card. I smiled and wrote, I'll carry you out every morning until death do us apart.

That evening I arrived home, flowers in my hands, a smile on my face, I run up stairs, only to find my wife in the bed - dead.My wife had been fighting CANCER for months and I was so busy with Jane to even notice. She knew that she would die soon and she wanted to save me from the whatever negative reaction from our son, in case we push thru with the divorce.-- At least, in the eyes of our son--- I'm a loving husband....

The small details of your lives are what really matter in a relationship. It is not the mansion, the car, property, the money in the bank. These create an environment conducive for happiness but cannot give happiness in themselves. So find time to be your spouse's friend and do those little things for each other that build intimacy. Do have a real happy marriage!

If you don't share this, nothing will happen to you.

If you do, you just might save a marriage.Many of life's failures are people who did not realize how close they were to success when they gave up.

A CHRIST-CENTERED MARRIAGE IS A MARRIAGE THAT IS SURE TO LAST A LIFETIME.

So then, they are no longer two but one flesh. Therefore what God has joined together, let not man separate. Matthew 19:6.

By Stephanie Halmilton

Category: 0 komentar

Daftar Kebaikan

Suatu hari seorang guru meminta kepada para muridnya untuk membuat daftar semua nama murid di kelas itu pada dua lembar kertas, dan memberikan tempat kosong di setiap nama. Kemudian ia meminta mereka untuk memikirkan hal yang terbaik mengenai teman mereka dan menuliskannya.

Tugas itu ternyata menyita sisa waktu pelajaran untuk diselesaikan, dan ketika para murid meninggalkan kelas, setiap orang menyerahkan hasilnya.

Sabtu itu, sang guru menuliskan nama dari setiap murid di kertas yang terpisah, lalu membuat daftar apa yang telah dikatakan oleh murid yang lain mengenai murid itu.

Dan pada hari Senin, ia memberikan setiap murid daftarnya. Tidak lama kemudian, seluruh kelas mulai tersenyum.

"Sungguh?" ia mendengar suara bisik-bisik.

"Aku tidak tahu bahwa aku berarti untuk orang lain!" dan, "Aku tidak tahu kalau yang lain sangat menyukaiku." Begitulah komentar yang didengar oleh sang guru.

Tidak ada orang yang menyinggung daftar itu di kelas lagi. Ia tidak pernah tahu apakah para murid membicarakannya di luar kelas atau kepada para orang tua mereka, tetapi tidak masalah. Latihan itu telah sampai tujuannya. Para murid sangat bahagia dengan komentar itu dan menyukai satu sama lainnya.

Beberapa tahun kemudian, salah seorang dari murid itu tewas terbunuh di VietNam dan gurunya menghadiri pemakaman murid itu. Ia tidak pernah melihat seorang tentara di dalam peti jenazah militer sebelumnya.

Muridnya itu sangat tampan, sangat dewasa.

Seluruh gereja dipenuhi oleh teman-temannya. Satu persatu yang mencintainya menghampiri peti jenazah itu.

Sang guru adalah orang yang terakhir yang mengucapkan salam perpisahan.

Ketika ia berdiri di sana, salah seorang dari tentara yang bertugas sebagai pengangkut peti jenazah itu menghampirinya.

"Apakah kamu guru matematikanya Mark?" tanyanya. Sang guru mengangguk,

"iya." Kemudian tentara itu melanjutkan : "Mark banyak membicarakan dirimu."

Setelah pemakaman, bekas teman sekelas Mark bersama-sama pergi ke tempat makan siang. Ayah dan ibu Mark ada di sana, sangat jelas terlihat bahwa mereka tidak sabar untuk berbicara dengan guru Mark.

"Kami ingin memperlihatkan sesuatu kepadamu," kata ayah Mark, sambil mengambil dompet dari sakunya.

"Mereka menemukan benda ini pada Mark ketika ia tewas. Kami kira Anda mungkin akan mengenalinya."

Sambil membuka dompet itu, ayah Mark dengan sangat hati-hati mengeluarkan dua lembar kertas yang sudah diisolasi, dilipat berkali-kali. Sang guru langsung mengenalinya, bahwa kertas itu adalah kertas yang dibuat olehnya berisikan daftar kebaikan Mark yang ditulis oleh teman-teman sekelasnya.

"Terima kasih karena telah melakukan hal itu," ibu Mark berkata.

"Seperti yang Anda lihat, Mark menyimpannya sebagai salah satu hartanya."

Semua mantan teman sekelas Mark mulai berkumpul. Charlie tersenyum dengan malu-malu sambil berkata, "Aku juga masih menyimpan daftarku. Daftarku itu berada di bagian atas laci meja belajarku di rumah."

Istri Chuck berkata, "Chuck memintaku untuk meletakkannya di album pernikahan kami."

"Aku juga memilikinya," kata Marilyn.

"Daftarku ada dalam buku harianku."

Kemudan Vicki, teman sekelas yang lain, mengambil buku sakunya, kemudian mengeluarkan dompetnya dan memperlihatkan daftarnya yang sudah kusam dan lecek kepada yang lain.

"Aku membawanya bersamaku setiap waktu," ujar Vicki, lalu sambungnya : "Aku rasa kita semua menyimpan daftar kita masing-masing."

Pada saat itu, sang guru terduduk dan menangis. Ia menangis karena Mark dan seluruh temannya tidak akan mungkin melihat Mark kembali.

Begitu banyak orang yang datang dan pergi di kehidupan kita dan kita tidak mengetahui kapan hari itu akan tiba.

Jadi katakanlah kepada orang yang Anda kasihi dan cintai, bahwa mereka sangat penting dan spesial dalam kehidupan Anda. Katakanlah kepada mereka sebelum terlambat.

sumber : motivasi.net
Category: 0 komentar

Jika Saya Memegangnya selama 1 menit

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Steven Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya:

"Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?" Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.

"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.

"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".

Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi......

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya. Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.

sumber: Motivasi Net
Category: 0 komentar

ibu bohong 8x

copas dari iloveblue.com

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bahagian nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar" ----------KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan suduku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA

Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak mancis untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kepentingan hidup. Di kala musim sejuk tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak mancis. Aku berkata : "Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata : "Cepatlah tidur nak, aku tidak penat" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : "Minumlah nak, aku tidak haus!" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang pakcik yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pencen. Tetapi ibu tidak mahu, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya ada duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM

Setelah lulus dari ijazah, aku pun melanjutkan pelajaran untuk buat master dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universiti ternama di Amerika berkat sebuah biasiswa di sebuah syarikat swasta. Akhirnya aku pun bekerja di syarikat itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mahu menyusahkan anaknya, ia berkata kepadaku : "Aku tak biasa tinggal negara orang" ----------KEBOHONGA N IBU YANG KE TUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanser usus, harus dirawat di hospital, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : "Terima kasih ibu..!" Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktiviti kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan kita, risau apakah dia sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orangtua kita? Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum? Risau apakah orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi... Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.
Category: 0 komentar

Berani Mencoba

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?" "Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"

"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?"

"Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.

"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?"

"Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam, "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?"

"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.

Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti.

Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali


Renungan :

Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita teryata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Jangan berkata "tidak" sebelum Anda pernah mencobanya


Kata Bijak :

Ada yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun, yang lain dengan denyut jantung, gairah, dan air mata. Tetapi ukuran sejati di bawah mentari adalah apa yang telah engkau lakukan dalam hidup ini untuk orang lain.
Category: 0 komentar

10 Point Dimana Orang Memiliki Perbedaan

1 Ekstrovert lawan Introvert: Yang ekstrovert senang kerumunan orang banyak sementara yang introvert lebih suka melewatkan waktunya sendirian atau dengan seorang teman dekat. Yang ekstrovert bersemangat karena adanya orang-orang sementara yang introvert bisa jadi terkuras enerjinya karena adanya orang-orang.

2 Pelaku atau Pengamat: Para pelaku berani mengambil risiko; kalau melihat peluang mereka ingin segera memanfaatkannya sebelum terlambat. Para pengamat lebih hati-hati. Mereka suka memeriksa segalanya terlebih dulu sebelum mengambil keputusan.

3 Yang memberikan garis besar atau Yang memberikan rincian: Yang memberikan garis besar memiliki fokus yang umum dan melihat gambaran besarnya. Mereka berpikir menurut arah serta keinginan menjadikan segalanya terlaksana. Yang memberikan rincian memperhatikan hal-hal yang sekecil-kecilnya. Keprihatinan mereka adalah bagaimana caranya menjadikan segalanya terlaksana.

4 Tukang belanja atau Penghemat : Kalau tukang belanja memiliki uang lebih, mereka ingin membelanjakannya - untuk diri sendiri, untuk orang lain, untuk maksud-maksud yang layak, untuk apapun. Kalau penghemat memiliki uang lebih, mereka ingin menabungnya untuk jaga-jaga. Mereka tidak suka membelanjakannya kecuali sangat penting.

5 Perencana atau yang fleksibel : Perencana suka struktur di mana segalanya terorganisasikan dan terkemas dengan rapih. Mereka suka jadwal dan batas waktu. Yang fleksibel menyesuaikan diri dengan jalannya kehidupan dan menangani segalanya seadanya. Mereka cenderung spontan dan santai. Ketidak-rapihan tidak mengganggu mereka karena mereka percaya segalanya akan beres.

6 Yang tergesa-gesa atau yang santai : Yang tergesa-gesa selalu sibuk. Kecepatan serta efisiensi adalah kata kunci mereka - selesaikanlah sebanyak mungkin secepat mungkin. Yang santai meluangkan waktunya dan menetapkan kecepatan kerjanya sendiri. Mungkin mereka tidak menyelesaikan cukup banyak, namun mereka menikmati apa yang mereka kerjakan.

7 Pemikir atau perasa : Pemikir memfokuskan pada fakta-fakta dan prinsip-prinsip. Mereka dasarkan keputusan-keputusan atas data yang objektif dan cenderung berorientasi pada tugas. Perasa memfokuskan pada orang serta perasaan. Mereka dasarkan keputusan pada data yang subjektif dan cenderung berorientasi pada hubungan.

8 Pemimpi atau Pekerja : Pemimpi adalah orang-orang kreatif yang suka banyak idenya. Mereka optimis dan berorientasi pada masa depan. Pekerja bersifat praktis. Mereka suka mengambil ide orang lain dan melaksanakannya. Mereka cenderung bersikap realistik dan memfokuskan pada yang sekarang.

9 Pengumpul atau Pembuang : Pengumpul suka mengumpulkan barang-barang. Mereka tidak suka membuang apapun karena mereka takut kalau-kalau membutuhkannya kapan-kapan. Pembuang suka membuang barang-barang. Mereka tidak suka berantakan dan mereka bersikeras bahwa kalau sudah lama sesuatu itu tidak digunakan, mungkin takkan pernah digunakan.

10 Tukang akrobat atau Pemain tunggal : Tukang akrobat bersifat multi saluran dan dapat menangani banyak hal sekaligus. Pemain tunggal bersifat saluran tunggal dan hanya bisa menangani satu atau dua hal sekaligus. Kalau mereka mencoba mengerjakan lebih banyak, mereka menjadi stress dan kewalahan.


Kita semua berbeda dan unik. Itu menciptakan keseimbangan, keragaman, serta tantangan dalam hubungan-hubungan. Syukurilah perbedaan-perbedaan Anda; bicarakanlah juga perbedaan-perbedaan Anda itu.
Category: 0 komentar

Hati Sepuas Dunia

Dahulu kala, hiduplah seorang guru yang terkenal bijaksana. Pada suatu pagi, datanglah seorang pemuda dengan langkah lunglai dan rambut masai. Pemuda itu sepertinya tengah dirundung masalah. Tanpa membuang waktu, dia mengungkapkan keresahannya: impiannya gagal, karier, cinta, dan hidupnya tak pernah berakhir bahagia.

Sang Guru mendengarkannya dengan teliti dan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Dia taburkan garam itu ke dalam gelas, lalu dia aduk dengan sendok.

" Coba minum ini, dan katakan bagaimana rasanya?" pinta Sang Guru.

"Asin dan pahit, pahit sekali," jawab pemuda itu, sembari meludah ke tanah.

Sang Guru hanya tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya berjalan ke tepi telaga di hutan dekat kediamannya. Kedua orang itu berjalan beriringan dalam kediaman. Sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Sang Guru lalu menaburkan segenggam garam tadi ke dalam telaga. Dengan sebilah kayu, diaduknya air telaga, membuat gelombang dan riak kecil.

Setelah air telaga tenang, ia pun berkata, "Coba, ambil air dari telagaini, dan minumlah."

Saat tamu itu selesai meneguk air telaga, Sang Guru bertanya, "Bagaimana rasanya?"

"Segar," sahut pemuda itu.

"Apakah kamu masih merasakan garam di dalam air itu?" tanya Sang Guru.

"Tidak," jawab si anak muda.

Sang Guru menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk bersimpuh di tepi telaga.

"Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan seumpama segenggam garam. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.Tetapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah atau tempat yang kita pakai. Kepahitan itu, selalu berasal dari bagaimana cara kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan atau kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang boleh kamu lakukan: lapangkanlah dadamu untuk menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Luaskan cara pandang terhadap kehidupan. Kamu akan banyak belajar dari keluasan itu."

"Hatimu anakku, adalah wadah itu. Batinmu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah hatimu seluas telaga yang mampu meredam setiap kepahitan. Hati yang seluas dunia!"

Keduanya beranjak pulang. Sang Guru masih menyimpan "segenggam garam" untuk orang-orang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan hati.
Category: 0 komentar

Rahasia Si Untung

Anda pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini.

Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesan nya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.

Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?

Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi "berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini". Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: "berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!" Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya "scientific" ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang.
Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.
Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: "Mr. Buffet!" Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.
Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan "hati nurani" (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari "gut feeling". Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan.

Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.

Banyak teman saya yang bertanya, "mendengarkan intuisi" itu bagaimana? Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan. Karena ini subtektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara. Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:

- Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. "Gue kok tiba2 deg-degan ya, mau dapet rejeki kali", semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.

- Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

- Isyarat dari luar. "Follow the omen" demikian kalau kata Paulo Coelho di buku the Alchemist. Baca "isyarat2" dari luar yang datang pada Anda. Saya juga beberapa kali mengalami. Misalnya pernah saja tiba2 di TV saya kok merasa sering melihat iklan suatu perusahaan tertentu, kemudian ketemu teman kok membicarakan perusahaan itu lagi, di jalan melihat iklan perusahaan tadi. Belakangan perusahaan tadi ternyata menjadi klien saya. Jadi kalau akhir2 ini Anda sering berpapasan dengan Mercedez S Class dua pintu, barangkali itu suatu pertanda.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang.
Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.
Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka.

Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: "wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu". Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: "untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit". Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Sekolah Keberuntungan.

Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School. Saya yakin Anda semua sudah beruntung dan tidak perlu bersekolah di Luck School. Tapi ada baiknya mengintip sedikit, latihan2 apa yang diberikan di Luck School.
Salah satu yang menonjol dari orang sial adalah betapa mereka sering mengabaikan hal-hal yang positif di sekitar mereka. Misalnya salah satu pasien Prof Wiseman, adalah seorang wanita single parent, yang sangat sial.

Ketika diminta menceritakan hidupnya akan segera nyerocos menceritakan setiap detil kesialannya. Betapa sulitnya memperoleh pasangan, sudah ketemu pria yang cocok tapi si pria jatuh dari motor, di lain kesempatan si pria jatuh dan patah hidungnya, sudah hampir menikah, gereja nya terbakar, dan sebagainya. Pokoknya benar2 sial. Padahal, dalam setiap interview, si wanita datang membawa 2 orang anak yang sangat lucu2 dan sehat. Sebagian besar dari kita akan merasa sangat beruntung memiliki 2 anak tadi. Tapi tidak bagi si wanita sial tadi.

Karena 2 anak lucu tadi tidak ada dalam pikiran si wanita, yang otaknya sudah penuh dengan "kesialan".
Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat "Luck Diary", buku harian keberuntungan. Setiap hari, wanita tadi harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi.

Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan. Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, semakin mereka akan sadari betapa mereka beruntung. Dan sesuai prinsip "law of attraction", semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.

Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk Anda.

Siap mulai menjadi si Untung?
First Open your Mind and Enjoy your life.
Category: 0 komentar

Sekilas Tentang Warren Buffett

Kekayaan Warren Buffett yang luar biasa banyak itu tidak terkumpul dalam satu dua tahun. Tetapi dimulai dari masa mudanya, dimana dia mulai memutar otak dalam mengembangkan asetnya. Kemampuan finansialnya sudah terasah sejak kecil, pada waktu anak-anak sebayanya senang bermain sepakbola. Dan dia adalah seorang individu yang bisa mengambil pelajaran dari masa kecilnya.

Warren Buffet kecil, pada saat berusia enam tahun, membeli 6 Coca-Cola dari toko kakeknya seharga 20 sen. Dan kemudian dia menjual kembali kaleng-kaleng bekas minuman tersebut dengan harga nikel dan mendapatkan untung sebesar 5 sen.

Anak dari tiga bersaudara ini mulai menciptakan “nilai tambah”. Misalnya, pada usai 11 tahun, ia nyambi sebagai seorang loper koran. Tetapi dia mengunakan sebagian waktunya untuk mengelilingi lapangan golf, mencari bola golf yang hilang, lalu kemudian menjual bola golf yang dia temukan kepada para pemain golf disekitar lapangan golf tersebut dengan harga murah.

Masih pada usia 11 tahun, Warren Buffett mendapatkan pelajaran penting dalam berinvestasi, yaitu : BERSABARLAH ! Ceritanya begini, pada saat ia membeli saham pertamanya, berupa tiga unit saham Cities Service Preferred dengan harga US$ 38,25 per saham untuk dia dan kakaknya, Doris. Beberapa waktu setelah membeli saham tersebut, ternyata harga saham tersebut malah berkurang menjadi US$ 27 per saham. Dengan perasaan was-was dan penuh kesabaran ia menunggu harga saham tersebut naik dan tidak mengalami kerugian, dan perlahan-lahan harga saham tersebut kembali naik dan pada saat harga saham tersebut mencapai US$ 40, ia menjualnya.

Dengan demikian ia mendapatkan untung hampir US$ 2 per lembar. Namun, kemudian ia menyesal, karena ternyata harga saham Cities Service Preferred terus meroket mencapai US$ 200 per sahamnya. Dari kejadian tersebut dia mendapatkan pelajaran untuk tidak terburu-buru menjual sahamnya.

Pada saat berusia 14 tahun dan masih berada di bangku SMA, sambil bekerja ia bisa menghasilkan US$ 1,200, uang tersebut digunakannya untuk membeli tanah pertanian seluas 40 ha, setelah itu tanah tersebut ia sewakan kepada petani lokal. Dengan demikian ia sudah dapat menciptakan passive income dari sewa tanah tersebut.

Kedemawanan sangat tinggi

Kematian orang yang dicintai sering kali membawa dampak yang besar kepada orang yang ditinggalkan. demikianlah yang terjadi kepada orang terkaya nomor 1 di dunia tahun 2008, Warren Buffet. setelah Susan, istrinya meninggal tahun 2004 lalu, Buffet merasa hidupnya kosong. ia mengaku shock dengan kematian istrinya yang saat itu berusia 72 tahun. Ia hampir tidak pecaya ketika Tuhan memanggil istrinya. Sejak saat itu ia terus berpikir bagaimana ia dapat hidup dengan bahagia dan tentram salama sisa hidupnya. Setelah berbulan-bulan merenung, Buffet membuat keputusan yang sangat mengejutkan semua orang, yaitu menyumbangkan hampir 85% harta yang ia miliki.

Pada bulan Juni 2006, Warren Buffett mendermakan 10 juta sahamnya di Berkshire senilai US$ 30,7 miliar alias sekitar 300 triliun rupiah, hampir separo anggaran belanja negara (APBN) kita tahun 2007 kepada yayasan Bill & Melinda Gates yayasan ini mendedikasikan kegiatannya untuk memberantas kemiskinan dan memajukan pendidikan negara dunia ketiga. Selain itu, ia juga menyumbangkan hartanya berupa saham di Berkshire sebesar US$ 6,7 miliar untuk yayasan Susan Thompson Buffett.

Ia juga memberikan donasi untuk calon presiden dari partai demokrat Amerika, Barrack Obama dan Hillary Clinton. Tidak ada alasan lain bagi Buffet untuk menyumbangkan hartanya itu selain pesan istrinya. Sebelum meninggal, istrinya memang sempat memberikan amanat agar ia mau berbagi kekayaannya kepada irang yang membutuhkan.. Jumlah sumbangan amal Buffett tercatat sebagai sumbangan terbesar dalam sejarah Amerika.

Sebenarnya Buffet bisa saja menyumbangkan dananya kepada yayasan Buffet Foundation yang ia dirikan, namun ternyata pria 75 tahun ini lebih memilih kekayaannya pada Gates Foundation. “saya sangat mengenal Bill dan Melinda. Saya sering menghabiskan waktu bersama mereka. Dan selama ini, saya mulai mengagumi apa yang mereka lakukan dengan yayasan mereka itu. Bill membaca ribuan halaman tentang kemajuan medis dan cara memberikan bantuan tiap tahunnya, saya megenal dua orang yang sangat sukses dan saya tahu apa yang mereka lakukan. Saat itu, saya sadar telah menemukan kendaraan yang tepat untuk mencapai tujuan saya”. Ujarnya.

Pria sederhanaWarren Buffett walau menjadi manusia terkaya sejagad tetap sederhana dan tinggal di kawasan Dundee, Omaha, yang dibeli olehnya pada tahun 1958. Ia juga bersahabat baik dengan pasangan Bill dan Melinda Gates.
Sesungguhnya Warren Buffett pernah berjanji untuk menyumbangkan kekayaannya setelah ia meninggal. Namun, tampaknya ia bertindak lebih cepat dari dugaan, karenaDengan hartanya yang begitu melimpah, Buffett bisa saja hidup semewah mungkin di mana saja yang ia maui. Namun ia memilih hidup sederhana di rumah yang dibelinya empat dekade lalu di Omaha. Menurut majalah Adbuster, ia hanya punya dua jet pribadi dan satu yacht mewah untuk untuk ber-glamour-ria. Kalah jauh dibanding kemewahan para pebisnis dan pesohor lain yang kekayaannya justru terpaut jauh di bawahnya.

Buffet sama sekali tidak pernah ingin mewariskan kekayaannya kepada anak-anaknya. Ia ingin anak-anaknya sukses dengan usaha sendiri dan bukan mengandalkan kekayaan orang tua mereka. “Bukan hal rasional dan benar untuk membanjiri mereka dengan uang. Kalau anda melakukan itu, mereka akan menjadi besar kepala dan hanya mengandalkan warisan dari orang tuanya” kata Buffet.

Ia pun berkonsultasi dengan anak-anak dan orang terdekatnya akan rencananya menyumbangkan 85% dari kekayaannya. Berat untuk diterima bagi keluarganya, karena hal ini akan mendatangkan perubahan besar bagi keluarganya. Namun keluarganya pun mengerti keputusan sang ayah.

Ia berharap tindakannya itu mengilhami orang kaya yang bergemilang harta untuk mengikuti dia. “ supaya harapan kecil bahwa yang saya lakukan ini mendorong orang yang sangat kaya lainnya untuk mengembangkan sikap cinta terhadap sesama dan suka menderma”. Katanya.

Buffet mengaku sudah cukup puas dengan apa yang ia miliki sekarang dan apa yang ia sudah pernah rasakan sampai saat ini. “ ini bukanlah hal gila seperti seorang yang mati dengan membawa 1 miliar dolar kedalam liang kuburnya. Satu masalah yang dihadapi sebagian orang kaya adalah ketika mereka sudah tua. Saat itu, mereka sudah tidak berada di tahun kejayaan mereka dan tidak punya banyak waktu lagi untuk mengalokasikan uang mereka. Saya sangat beruntung karena saat ini saya masih bisa bertindak seperti orang yang lebih muda,” katanya. “ saya menjadi kaya bukan karena punya tambang emas atau warisan. Tapi semua itu lahir karena kerja keras dan keterampilan yang benar di tempat yang tepat pada waktu yang tepat pula,” kenangnya.

Dia tetap tinggal dirumahnya yang kecil berkamar tiga yang ia tempati sejak menikah 50 tahun yang lalu. Dia katakan : saya memiliki segalanya dirumah ini.

Dia menyetir sendiri mobilnya kemana saja dia ingin pergi dan dia tidak membutuhkan sopir pribadi maupun bodyguard.

Intinya : Jadilah dirimu sendiri

Dia tidak pernah mengendarai jet pribadinya, meskipun ia memiliki perusahaan jet terbesar didunia.

Intinya : Selalu berpikirlah cukup dengan apa yang kau miliki.

Perusahaannya, Berkshire Hathaway, memiliki 63 anak perusahaan. Dia hanya menulis 1 surat tiap tahun untuk para CEO-nya , memberikan mereka target tahun tsb. Dia tidak pernah mengadakan rapat atau memanggil mereka .

Intinya : Letakkankan orang yang tepat pada posisinya.

Dia hanya membuat 2 peraturan untuk CEO-nya

1. Jangan habiskan uang pemegang saham

2. Jangan lupa peraturan no.1

Intinya : Buatlah suatu target dan buat mereka fokus dengan target tsb

Dia tidak memiliki pergaulan kelas atas. Dia menghabiskan waktunya makan popcorn dan menonton TV

Warren Buffet tidak membawa handphone dan tidak memiliki komputer dimejanya.

Intinya : Jangan mencoba untuk pamer, jadilah diri sendiri

Bill Gates, 5 tahun yang lalu mengadakan janji temu dengan Warren Buffet.Dia merancang pertemuan untuk 30 menit saja, tapi dia menghabiskan 10 jam untuk belajar menjadi seperti Warren Buffet.

PESAN WARREN BUFFET UNTUK ANAK MUDA :

Stay away from credit cards and invest in yourself and remember:

1. Uang tidak menciptakan manusia. Namun manusia bisa menciptakan UANG….
2. Jalani kehidupan Anda sesederhana diri Anda sendiri. Yang penting diri Anda NYAMAN…
3. Jangan lakukan apa yang orang lain katakan. Dengarkan saja mereka, namun lakukanlah hanya apa yang membuat Anda merasa nyaman (feel good)
4. Jangan membeli barang karena merknya. Kenakanlah pakaian yang memang membuat Anda merasa nyaman.
5. Jangan menghabiskan uang Anda untuk barang-barang yang tidak penting. Gunakanlah uang Anda secara bijaksana untuk kebutuhan yang memang benar-benar Anda perlukan.
6. Akhirnya, ini semua adalah kehidupan Anda. “Hidup ini hanya sekali. Mengapa Anda harus memberikan orang lain kesempatan untuk mengatur hidup Anda?. Hiduplah dengan gaya Anda sendiri, yang penting Anda senang, Anda puas, Anda nyaman, & Anda bahagia…

Category: 0 komentar

ada / tidak ada

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?
Apakah kejahatan itu ada?

Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, 'Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?'.

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, 'Betul, Dia yang menciptakan semuanya'.

'Tuhan menciptakan semuanya?'
Tanya professor sekali lagi.

'Ya, Pak, semuanya' kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, 'Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.'

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, 'Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?'

'Tentu saja,' jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, 'Profesor, apakah dingin itu ada?'
'Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?' Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, 'Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut.

Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.

Mahasiswa itu melanjutkan, 'Profesor, apakah gelap itu ada?'

Profesor itu menjawab, 'Tentu saja itu ada.'

Mahasiswa itu menjawab, 'Sekali lagi anda salah Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut.

Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.'

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, 'Profesor, apakah kejahatan itu ada?'

Dengan bimbang professor itu menjawab, 'Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.'

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, 'Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, 'kejahatan' adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia.

Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.'

Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.
Category: 0 komentar