Padamkan Lampu Waktu Tidur

Tidur merupakan kebutuhan alami manusia. Dengan tidur yang berkualitas, metabolisme tubuh ditata kembali. Kita juga memiliki kesempatan untuk melakukan regenerasi / mengganti sel-sel tubuh yang mati. Nah tahukah Anda, bagaimana cara mendapatkan tidur yang baik dan berkualitas? Salah satu caranya adalah dengan memadamkan lampu di waktu tidur normal (9 malam hingga 8 pagi) demi mendapatkan hormon melatonin secara maksimal!

Menurut hasil penelitian para ilmuwan, tubuh manusia perlu suasana gelap untuk menghasilkan hormon melatonin. Hormon ini dapat menyebabkan kantuk, dengan cara menurunkan sedikit suhu tubuh. Dari situ, proses tidur pun jadi lebih cepat, karena biasanya suhu tubuh turun sekitar waktu tidur dimulai. Dengan begitu pula, seseorang bisa tidur lelap tanpa gangguan bangun mendadak di malam hari.

Selain itu, melatonin juga membantu kita mengatasi masalah emosional hingga depresi. Ia bahkan berfungsi untuk menaikkan daya tahan tubuh dan mengatasi sistem kekebalan yang rendah. Ini karena melatonin bekerja mendukung jaringan hormon dan metabolisme di dalam tubuh yang selalu berubah seiring dengan kegiatan fisik, keadaan mental, dan stres.

Sayangnya, hormon ini mudah berhenti berproduksi. Prof. Russle Reiter dari Texas University mengatakan, "Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit, maka otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin akan langsung menurun." Produksi hormon melatonin juga dapat terhenti ketika ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, tersorot sinar lampu jalanan, dan lainnya.

Bagaimana jika tubuh kita tidak bisa memproduksi zat melatonin dalam waktu lama? Akibatnya bisa fatal. Dalam artian, timbul berbagai penyakit (insomnia, kanker, dll). Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia / kanker darah yang diadakan di London, Inggris bahkan menyatakan bahwa orang bisa menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur di malam hari (dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur).

Memang, ada sebagian orang yang merasa tidak nyaman, atau bahkan tidak dapat tidur pada kondisi gelap. Namun jika melihat manfaat atau dampaknya, hal ini perlu diperhatikan juga. Antara lain dengan tidak tidur di bawah pencahayaan langsung (dari lampu kamar), dan mematikan lampu kamar, tidak lama setelah si kecil terlelap.


sumber : http://www.andriewongso.com/artikel/aw_corner/3529/Padamkan_Lampu_Di_Waktu_Tidur/

Category: 0 komentar

5 Tokoh Autodidak Sejati yang Sukses Mengubah Nasib

Apakah gagal melanjutkan sekolah menjauhkan kita dari sukses? Tokoh-tokoh berikut ini membuktikan bahwa belajar tak selalu harus di sekolah. Bahkan ketika sekolahnya gagal diselesaikan, mereka bisa belajar sendiri dari kehidupan yang dihadapinya dan meraih sukses luar biasa. Berikut ini mereka yang sukses luar biasa mengubah nasib dengan belajar secara autodidak.

1. Agatha Christie (1890 - 1976): Belajarnya Cuma di Rumah

Agatha Christie adalah penulis asal Inggris yang dikenal sebagai Master of The Mystery Novel atau Queen of Crime. Novel bergenre misterinya begitu terkenal ke seluruh dunia. Ia menulis 80-an novel. Sebanyak 30-an novelnya sudah diadaptasi ke dalam film.

Di manakah ia belajar hingga menjadi penulis yang begitu produktif? Ternyata Agatha hanya belajar di rumah. Sebenarnya di keluarganya, ia punya dua kakak yang kebetulan mendapat kesempatan sekolah formal. Sedangkan untuk Agatha, ibunya memilih untuk mengajari sendiri di rumah. Saat usia putrinya menginjak 8 tahun, sang ibu baru mendatangkan tutor ke rumah.

Ketika Perang Dunia I bergolak, Agatha bekerja menjadi perawat. Saat itu usianya baru belasan. Kemudian ia bekerja di apotek rumah sakit yang banyak mengilhami cerita soal racun dalam novel-novelnya di kemudian hari.

Novel pertamanya lahir setelah kakaknya, Madge, memberinya tantangan, apakah ia bisa menulis novel. Tantangan itu ia jawab dengan novel pertamanya berjudul "The Mysterious Affair at Styles" (Misteri di Styles). Dari sanalah ia meniti karier sebagai novelis.

2. Frederick Douglass (1818 - 1895): Budak yang Belajar Autodidak

Frederick adalah seorang budak asal Amerika Serikat, yang dilarang sekolah. Meski begitu ia pantang menyerah untuk belajar.Ia mulai dengan belajar membaca dari seorang aktivis gerakan pembebasan perbudakan. Ia belajar dari apa pun yang bisa ia baca. Untuk memperkaya ilmunya, Frederick selalu mencari kesempatanuntuk berbicara dengan orang-orang yang pengetahuannya lebih tinggi darinya.

Terbukti belajarnya efektif, karena setelah bebas sebagai budak ia menjadi penulis hebat, orator ulung, dan pemimpin gerakan pembebasan perbudakan.

3. Lawrence Ellison (66 tahun): Membangun Oracle karena Terinspirasi sebuah Paper

Lawrence (Larry) Ellison adalah pendiri Oracle, perusahaan pembuat software terbesar kedua dunia saat ini. Seperti pengusaha di bidang teknologi informasi lainnya yang kebanyakan drop-out perguruan tinggi, Larry pun demikian. Ia keluar dari University of Illinois pada tahun keduanya kuliah. Setelah itu ia membangun kariernya sebagai ahli data system.

Ia tertarik mendirikan Oracle pada tahun 1977 setelah terinspirasi dari paper karya Edgar F. Codd mengenai database system berjudul "Relational Model of Data for Large Shared Data Banks."

4. Peter Jennings (1938 - 2005): Presenter Terkenal yang Tak Lulus SMA

Presenter terkenal ABC News ini sebenarnya tak lulus SMA. Jennings memulai kariernya sejak usia 9 tahun. Saat itu ia menjadi penyiar radio anak-anak di Kanada. Ayahnya yang juga penyiar radio CBC dan sedang bertugas di luar negeri berang ketika tahu anaknya jadi penyiar radio di tempatnya bekerja. Ayahnya memang tak menyukai nepotisme.

Kegiatan jadi penyiaran ciliknya tak lama. Peter lebih konsentrasi sekolah. Namun sekolahnya tak mulus. Malah ia sempat tak naik ke kelas 10. Menurut pengakuannya ia bosan belajar saat itu. SMA-nya pun tak tamat.

Ia sebenarnya ingin sekali menjadi penyiar seperti ayahnya. Namun kesempatan itu tak mudah ia dapat. Ia lebih dulu bekerja di bank dan sempat aktif di teater setempat.

Baru pada usia 21 tahun ia bisa meraih impiannya menjadi penyiar radio. Setelah itu kariernya terus menanjak dengan semangat autodidaknya yang tinggi hingga kemudian menjadi wartawan dan penyiar televisi kenamaan AS.

5. Anthony Robbins (50 tahun): Bekerja Sambil Belajar dari Pembicara Ternama

Ia hanya tamat SMA dan memulai kariernya dengan cara mempromosikan seminar yang diadakan Jim Rohn. Saat itu usianya baru 18 tahun. Ia memanfaatkan kedekatan dengan Jim Rohn untuk belajar "happiness and success life". Tak heran jika ia tak segan menyebut Jim Rohn sebagai mentor pertamanya.

Pada usia 22 tahun, Anthony Robbins mulai belajar Neuro-Linguistic Programming (NLP) secara informal dari penciptanya, John Grinder. Setelah belajar dari tokoh lain yang juga secara informal, Robbins akhirnya bisa mengembangkan ilmu NLP menjadi ilmu baru yang disebutnya Neuro-Associative Conditioning (NAC).

Dengan belajar yang bisa disebut autodidak (bukan di bangku sekolah atau perguruan tinggi), Robbins akhirnya menjadi penulis buku laris dan motivator terkenal di dunia. Ia sudah berbicara di hadapan lebih dari 50 juta orang di lebih dari 50 negara.

Jangan heran, dari sisi finansial, darisemula pemuda miskin, Robbins menjadi pembicara dengan tarif tinggi. Dalam kariernya ia pernah menjadi salah satu penasihat (mantan) Presiden AS Bill Clinton.


sumber : http://www.andriewongso.com/artikel/aw_corner/3541/5_Tokoh_Autodidak_Sejati_yang_Sukses_Mengubah_Nasib/



Category: 0 komentar

Gajah dan 7 Orang Buta

Dahulu kala ada seorang raja yang mengalami kerepotan dengan para menterinya. Mereka terlalu banyak berdebat sehingga nyaris tak satu pun keputusan dapat diambil. Para menteri itu, mengikuti tradisi politik kuno, masing-masing menyatakan dirinyalah yang paling benar dan yang lainnya salah. Meskipun demikian, ketika sang raja yang penuh kuasa menggelar perayaan festival umum, mereka semua bisa sepakat untuk cuti bersama.

Festival yang luar biasa itu digelar di sebuah stadion besar. Ada nyanyian, tarian, akrobat, badut, musik dan banyak lagi. Di puncak acara, di tengah kerumunan banyak orang, yang para menteri tentunya menempati tempat duduk terbaik, sang raja menuntun sendiri seekor gajah ke tengah arena. Di belakang gajah itu berjalanlah tujuh orang buta, yang telah diketahui oleh khalayak sebagai seorang yang buta sejak lahir.

Sang raja meraih tangan orang buta pertama, menuntunnya untuk meraba belalai gajah itu dan memberitahunya bahwa itu adalah gajah. Raja lalu membantu orang kedua untuk meraba gading sang gajah, orang buta ketiga meraba kuping nya, yang keempat meraba kepalanya, yang kelima meraba badannya, yang keenam meraba kaki, dan yang ketujuh meraba ekornya, lalu menyatakan kepada masing-masing orang-orang buta tersebut bahwa itulah yang dinamakan gajah.

Lalu raja kembali kepada orang buta pertama, dan memintanya untuk menjelaskan dengan lantang, seperti apakah gajah itu.

"Menurut pertimbangan dan pendapat saya yang ahli ini," kata si buta pertama yang meraba belalai gajah, "saya nyatakan dengan keyakinan penuh bahwa gajah adalah sejenis ular dari marga Python asiaticus."

"Sungguh omong kosong!" Seru si buta kedua yang meraba gading gajah. "Gajah terlalu keras untuk dianggap sebagai ular. Fakta sebenarnya, dan saya tak pernah salah, gajah itu seperti bajak petani."

"Jangan melucu" sergah si uta ketiga yang meraba kuping si gajah. "Gajah adalah seperti kipas yang besar."

"Kalian idiot tidak berguna" tawa si buta keempat yang meraba kepala gajah. "Gajah sudah pasti adalah sebuah gentong air besar yang diselimuti kain berbulu."

"Mustahil! Benar-benar mustahil!" cibir si buta kelima yang meraba badan gajah. "Gajah adalah sebuah batu karang besar."

"Parah!" Teriak si buta keenam yang meraba kaki gajah. "Gajah sebenarnya merupakan sebatang pohon!"

"Dasar orang-orang picik!" Seringai si buta terakhir yang meraba ekor gajah. "Aku beritahu kalian, gajah adalh semacam cambuk pengusir lalat. Aku tahu, karena aku merasakannya."

Dan para buta pun mulai berbantah-bantahan dengan sengit, semua berbicara berbarengan sehingga kata-kata mereka melebur menjadi teriakan-teriakan lantang dan panjang. Tatkala penghinaan mulai keluar dari mulut mereka, maka jotosan demi jotosan pun mulai bermunculan. Para buta itu tentunya tidak yakin betul siapa yang mereka jotos, tapi tampaknya siapa yang kena bukan lagi masalah penting, karena saat ini mereka sedang berjuang demi prinsip, demi integritas, demi kebenaran. Kebenaran menurut mereka masing-masing.

Perdebatan yang berujung perkelahian itu pun dilerai oleh para prajurit. Kerumunan hadirin di stadion terdiam, terpaku di tempatnya masing-masing, dan wajah para menteri tampak malu. Setiap orang yang hadir di sana menangkap pesan yang ingin disampaikan sang raja melalui gajah dan para orang buta itu.

_______________________________________________________________________________________

Masing-masing dari kita pada hakikatnya hanya mengetahui sebagian saja dari kebenaran. Bila kita memegang teguh pengetahuan kita yang terbatas itu sebagai kebenaran mutlk, kita tak ubahnya seperti salah satu dari orang-orang buta itu, yang meraba satu bagian dari seekor gajah dan menyimpulkan bahwa pengalaman parsial mereka itu adalah kebenaran, sedangkan yang lainnya SALAH...

Alih-alih "beriman buta", kita dapat berdialog. Bayangkanlah seperti apa jadinya bila ketujuh orang buta itu, bukannya memperdebatkan data-data mereka, tetapi malah menggabungkan pengalaman.

Mereka akan menarik kesimpulan bahwa seekor gajah adalah sesuatu seperti batu karang besar yang ditopang empat batang pohon. Di Belakang batu karang itu ada seutas cambuk pengusir lalat, dan di depannya ada gentong air besar. Di setiap sisi gentong tersebut terdapat sebuah kipas besar dengan dua bajak yang mengapit seekor ular Phyton panjang!

Bukan gambaran buruk bagi seekor gajah... Bagi orang yang TAK AKAN PERNAH melihatnya.

Cerita Gajah dan 3 Orang Buta dari bab 74, hal 206, buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" - Ajahn Brahm

Category: 0 komentar

Sotoi Syndrome

Sotoi Lo Ah!

Pernah punya temen sok tau? ngeselin ngga sih? haha... coba deh kita liat KBBI dulu apa tuh sok tau..

3sok Jk adv 1 berlagak (suka pamer dsb); 2 merasa mampu dsb, tetapi sebenarnya tidak: -- tahu

emang dari artinya aja uda nyebelin ya liatnya, merasa mampu dsb, tapi sebenrnya ngga hehe..

tong kosong nyaring bunyinya

pertama- tama mari kita cermati dulu yuk apa sih ciri2 manusia yang kena sindrom sotoi?
  1. suka berdebat tanpa pertimbangan matang, sebenernya juga ilmunya belom sampe, ngotot banget lagi, semakin di debatin semakin sotoi.
  2. suka memberi kesan/ pamer pengetahuanya luas, sebenernya dia juga ngga tau yang dia omong tuh bener apa ngga.
  3. mengandalkan status, pendidikan, orang kaya, orang terpandang teman hebat2 dan dimana2. padahal isi otak manusia, padahal isi otaknya belum tentu efektif dan pasti banyak ngarang
  4. suka nge-judge sembarangan, dengan tidak tau/mempertimbangkan asal muasal dan prosesnya, suka nuduh orang, GAJELAS!
  5. menyimpulkan tanpa dasar yang jelas, jawabannya biasanya alasannya tak jelas dan kadang nonsense
  6. enggan membaca, dia pikir uda paling pinter, padahal semakin orang tambah banyak tahu, semakin tahu bahwa banyak yang dia tidak tahu
  7. enggan menulis, sesuatu yang ada diotak kita akan semakin tajam apabila di share. Ini juga yang membedakan ahli ilmu dengan orang sotoi)
Jika membaca membuat kaya, maka menulis membuat tajam dan berdiskusi membuat jeli (Prof. Didik J Rachbini).

Ada pemikiran menarik, bgmana kalau seseorang memang punya ciri no 1, 2 dan 3 tapi beneran. Artinya, memang dia seorang yg suka berdebat utk menambah ilmu, memang luas pengetahuannya dan memang status sosialnya tinggi…?

Menurut saya, orang seperti itu bukannya “suka berdepat tanpa pertimbangan matang” tapi “suka berdebat DENGAN pertimbangan matang”. Orang seperti itu juga bukannya “suka memberi kesan pengetahuannya banyak” melainkan “pengetahuannya banyak, kelihatan dari kesannya”. Dan orang itu juga tidak “mengandalkan status” tapi “punya status baik” atau “memanfaatkan statusnya tepat guna”.

Kesimpulannya, orang ini tetap tidak termasuk ke-3 ciri di atas. Ke-7 ciri ini sudah spesifik menyatakan orang yang sok tahu…

nah hayoo diantara kita ada yang terkena ciri orang sotoi ga tuh, kalo yang ada kena dikit / banyak cepat lah bertobat :p

diam adalah perisai orang bodoh dan pelindung bagi orang bijak

orang sok tahu biasanya nyerocos terus supaya dirinya dianggap paling keren, paling benar, paling pijak, paling pinter, yah intinya mau pamer dehhh, padahal confisius dalam falsafah taoisme (bukan dalam agama tao) pernah berkata kebenaran bukan dipelajari melainkan ditemukan, lalu dimana menemukannya? menemukannya adalah dalam diam, saat diam hati tenang, otak ngalir encer, disana wisdom ditemukan. tapi orang sotoi yang terus nyerocos, omongannya akan makin lama makin ngawur dan akhirnya tambal-menambal kebohongan.


"I'm not offended by all the dumb blonde jokes because I know I'm not dumb... and I also know that I'm not blonde." - Dolly Parton


Orang bodoh tak perlu membuktikan kebodohannya bila ia diam, dan orang bijak tak akan melemparkan mutiara ke depan babi bila ia tahu nilai diam. disini kita belajar menghadapi orang sotoi yang cenderung bisa di katakan bodoh (dalam hal itu) ngapain kita cape2 berdebat sama babi, kita lemparkan mutiara (kebeneran) pun mereka tidak akan ngalah, mending diemin aja, nnti kalo ada saat ngebuktiin, baru mereka akan malu bahwa mereka salah, ada juga yang sindromnya parah mungkin masi mau mengelak dan ngeluarin ke-sotoi-an kuadratnya lagi.

orang sok tahu menutupi kebodohannya dengan mengarang, dan malah membuatnya semakin terlihat bodoh saat orang tahu kebenarannya. - Antonius Felix

ada kisah yang bisa juga menggambarkan orang sotoi yang sesungguhnya dia tidak mengetahui keseluruhannya, cek di next post ya :)

Salam Ingin Tahu, bukan Salam Sok Tahu,
Antonius Felix


sumber 7 ciri orang sok tahu, blog saudara Mohamad Sani :
http://mohamadsani.wordpress.com/2009/12/27/ciri-ciri-orang-sok-tahu/ (dengan edit gaya penyampaian)
Category: 0 komentar

Gagal Hanya Perisitiwa, Bukan Orangnya!

Gagal Hanya Perisitiwa, Bukan Orangnya!


Definisi gagal : ga•gal v 1 tidak berhasil; tidak tercapai (maksudnya); 2 tidak jadi.

Dari definisi tersebut kita bisa tarik kesimpulan , bahwa orang yang gagal adalah orang yang tidak tercapai tujuannya, yang dia perbuat tidak jadi atau ngga beres / ngga selesai, jadi saat kita berada dalam event “gagal” setidaknya kita belajar sesuatu dari kegagalan kita saat itu dan kita berpikir, merubah strategi dan pada akhirnya kita bisa menyelesaikannya dengan sukses, jadi sekali lagi gagal adalah peristiwa bukan orangnya

"Failure is an event, never a person; an attitude, not an outcome."- Zig Ziglar

Tidak ada manusia yang terlahir untuk gagal. Kejatuhan dan keterpurukan adalah event2 yang mendewasakan kita. Saat kita jatuh kita mempunyai 2 pilihan : “cukup sampai sini, saya tidak mau mencoba lagi” atau “oke, kalau begini belum berhasil, gue ubah strategi, dan gue mau coba lagi!”

“There are two fatal errors that keep great projects from coming to life: Not finishing. Not starting.” - Buddha.

Walaupun kegagalan adalah peristiwa, bukan orangnya banyak orang berpikir mereka adalah orang gagal, yah dan itu menjadikan menanamkan mental gagal dalam dirinya, karena apa yang kita katakan dan pikirkan, niscaya itulah yang kita dapat. Orang sukses melihat kesempatan dalam kesempitan, orang gagal melihat kesulitan dalam kesempatan. Saat mental gagal tertanam dalam diri seseorang, bahkan untuk mencobapun sudah tidak mau walau sebenarnya mereka memiliki potensi yang lebih dari cukup. Hey bangun dong teman2, kita masi muda kita bisa menjadi apa aja yang kita mau, kuncinya gampang kok dreaming, acting, evaluating.

“The greatest failure is the failure to try.” - William A. Ward.

Mimpi aja setingginya, jangan takut jatuh dulu soalnya itu membatasi kita untuk maju! Saat kita jumpai kerikil2, kita bisa menambah strategi kita menggunakan sandal, saat kita kesulitan mendaki karena batu besar2 kita bisa mengubah sandal kita menjadi sepatu, saat kita menaiki jalanan yang terjal kita bisa ambil kayu untuk menjadikannya tongkat membantu kita jalan. Orang sukses adalah orang yang jenius dalam kehidupan, orang jenius adalah orang yang melihat hal yang sama dengan orang lain tapi berpikir beda tentang hal itu.

"A minute's success pays the failure of years.” - Robert Browning

Orang sukses bukan berarti dia tidak pernah menjumpai kegagalan, tentu orang yang saat ini kita lihat sukses, kita hanya mengagumi kesuksesannya saat ini, dan kita akan tercengang akan jatuh bangunnya, sakit2annya saat meraih kesukseseannya saat ini. Dan tentunya jika di tanya tentu orang sukses tersebut akan lebih seru ceritain waktu dia susah2 nya deh, gimana dia bisa membangun bisnis, awalnya yang bener2 susah payah modal dengkul sampe sekarang dengkulnya ga di pake lagi buat bisnisnya. Ya kalo mau cepet sukses, sering2 aja deh mencoba sesuatu dan tekunin dan ganti strategi nya saat mengalami kegagalan, dengan banyak nya kegagalan tentu banyak pelajaran yang kita bisa ambil dan itu modal yang paling penting untuk mencapai kesuksesan.

"If you want to increase your success rate, double your failure rate." - Thomas Watson, Sr


"Pikirkan dan jadilah seperti apa yang ingin kita mau sendiri,
karena kita sendiri yang membuat batas dalam diri kita sendiri." – Antonius Felix



Keep Dreaming, Prepare for Your Own Success!

Antonius Felix
Category: 0 komentar
penulis hebat tidak perlu pen mahal untuk menuliskan kisah inspiratif.

pen seperti modal kita, dan tangan yang menulisnya adalah perbuatan kita.

maka tergantung kita menuliskan apa , kesuksesan atau kebodohan....
...
kunci kesuksesan bukan lah dari sebarapa modal yang ada, tp apa yang kita buat dengan modal yang ada sekarang!
Category: 0 komentar

Kekasih yang Sempurna

Ini kisah perjumpaan dua orang sahabat yang sudah puluhan tahun terpisahkan hidupnya. Mereka kangen-kangenan, ngobrol ramai sambil minum kopi di sebuah kafe. Awalnya topik yang dibicarakan adalah soal-soal nostalgia zaman sekolah dulu, namun pada akhirnya menyangkut kehidupan mereka sekarang ini.

"Ngomong-ngomong, mengapa sampai sekarang kamu belum juga menikah?" ujar seorang kepada temannya yang sampai sekarang membujang.

"Sejujurnya sampai saat ini saya terus mencari wanita yang sempurna. Itulah sebabnya saya masih melajang. Dulu di Bandung, saya berjumpa dengan seorang gadis cantik yang amat pintar. Saya pikir ini adalah wanita ideal yang cocok untuk menjadi istriku. Namun ternyata di masa pacaran ketahuan bahwa ia sangat sombong. Hubungan kami putus sampai di situ".

"Di Jakarta, saya ketemu seorang wanita rupawan yang ramah dan dermawan. Pada perjumpaan pertama, aku kasmaran. Hatiku berdesir kencang, inilah wanita idealku. Namun ternyata belakangan saya ketahui, ia banyak tingkah dan tidak bertanggung jawab".

"Saya terus berupaya mencari. Namun selalu saya temukan kelemahan dan kekurangan pada wanita yang saya taksir. Sampai pada suatu hari, saya bersua wanita ideal yang selama ini saya dambakan. Ia demikian cantik, pintar, baik hati, dermawan, dan suka humor. Saya pikir, inilah pendamping hidup yang dikirim Tuhan."

"Lantas," sergah temannya yang dari tadi tekun mendengarkan, "Apa yang terjadi? Mengapa kau tidak segera meminangnya?"

Yang ditanya diam sejenak. Suasana hening. Akhirnya dengan suara lirih, sang bujangan menjawab,

"Baru belakangan aku ketahui bahwa ia juga sedang mencari pria yang sempurna." 

sumber
Category: 0 komentar